Para petani anggota Persatuan Petani Siantar Simalungun (PPSS) membangun Balai Pertemuan Sopo PPSS & Laboratorium Pertanian Organik (demplot).di atas tanah kolektif organisasi seluas 0,4 hektar di Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Pematang Siantar. Nama Sopo karena bukan hanya untuk orang Batak tetapi juga orang Jawa. Pembangunan tersebut juga berangkai dengan kegiatan kunjungan belajar wisata sawah & pertanian organik. Balai dan demplot dibangun bukan hanya untuk anggota PPSS namun juga bagi petani muda maupun masyarakat umum yang ingin mengenal reforma agraria dan model pertanian organik selaras alam. Pendanaan langsung Nusantara Fund adalah satu dari dukungan banyak pihak untuk PPSS dalam mewujudkan ruang komunal ini.
Perjuangan hak atas tanah yang tidak kunjung diakui pemerintah dan masifnya alih fungsi lahan pertanian karena pembangunan kota, menjadi semangat para petani PPSS untuk pengembangan sistem pertanian organik sebagai strategi bertahan jangka panjang. Bagi mereka, bertani secara organik tidak hanya berbicara tentang ekonomi ataupun teknis. Tetapi membangun kesadaran secara kolektif akan pentingnya kemandirian para petani. Pertanian yang hanya bergantung pada pasar dan bantuan pemerintah lambat laun akan mengikis prinsip kemandirian para petani, termasuk pengetahuan lokal yang mulai hilang seiring waktu (www.kpa.or.id)
Kunjungan belajar pada 11 Desember 2022 diikuti oleh 10 orang petani perwakilan PPSS, lima orang diantaranya perempuan tani. Lokasi yang dipilih adalah wisata Sawah Paluh Naga di Desa Denai Lama, Pantai Labu, Deli Serdang. Lokasi ini dipilih karena memiliki kemiripan tipologi dengan lokasi LPRA Tanjung Pinggir yakni hamparan persawahan. Di wisata Sawah Paluh Naga hamparan sawah yang dikolaborasikan dengan budaya, kuliner dan budaya desa dijadikan daya tarik utama wisata.
Dalam kunjungan tersebut, para peserta melihat langsung bagaimana proses dan kegiatan pengelolaan wisata sawah. Mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang tahap strategis pengembangan wisata sawah. Mulai dari menggali potensi, merancang rencana, tahapan implementasi, komunikasi dan sinergi, serta strategi promosi paket wisata. Yang terpenting, para peserta sadar bahwa sawah berpotensi sebagai sumber ekonomi keluarga tidak hanya dari hasil panen namun juga dari sisi wisata.
Hari berikutnya kunjungan berlanjut ke pertanian organik di Siantar Sehat (Sise) yang terletak di Kelurahan Marihat, Pematang Siantar. Peserta mengetahui tentang tata cara teknis dan manfaat pertanian organik. Bibit kemandirian para peserta pun semakin tumbuh, dengan pengetahuan yang mereka dapat bahwa bahan-bahan pupuk organik sangat mudah didapat dan sebagian besar bahan tersedia cuma-cuma di alam sekitar mereka. Pengetahuan yang mereka dapat juga mempertebal kesadaran bersama akan pentingnya pengelolaan lahan LPRA seluas 25 Ha dengan basis selaras alam.
Kesepakatan bersama atas lokasi dan luas lahan demplot yakni 2 rante atau 800 m² tercapai di 16 Desember 2022. Peserta kunjungan belajar bersama anggota PPSS bergotong royong untuk pembersihan dan persiapan lahan. Praktik lapangan pembuatan macam jenis pupuk organik juga dilakukan bersamaan pada fase persiapan lahan, dengan memanfaatkan bekas batang dan tungkul jagung yang dibersihkan di lahan sebagai salah satu bahan satu komposisi.
Demplot ini diharapkan menjadi laboratorium bersama dalam berbagi pengetahuan dan melatih keterampilan praktek pertanian selaras alam serta pengembangan edu wisata. Pengetahuan dan keterampilan dari proses praktek dan uji coba di demplot kemudian dapat direplikasi oleh petani ke sawah masing-masing.
Pelaksanaan kegiatan bukan tanpa tantangan. Pembangunan balai saat musim hujan menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok agar pengerjaan pembangunan tepat waktu. Tantangan ini disiasati dengan memaksimalkan kerja-kerja pada saat cuaca mengizinkan untuk pembangunan. Selain itu, usia anggota dari PPSS yang variatif juga menjadi tantangan dalam memberikan pemahaman yang mudah dicerna oleh semua terkait hal baru yang dipelajari sehingga PPSS melakukan upaya pelibatan lebih banyak kader muda untuk membantu memberi pemahaman bagi anggota kelompok lainnya.