
Untuk pertama kalinya, sebuah terobosan pembiayaan global digagas oleh tiga organisasi nasional yaitu Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Pembiayaan global yang dikontribusikan untuk Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal ini diberi nama Nusantara Fund. Pendanaan langsung yang dilatarbelakangi minimnya pembiayaan global ini diyakini dapat membantu Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal sebagai Guardians of Tomorrow atau Penjaga Masa Depan. Terutama, dalam mengelola keanekaragaman hayati dunia, sehingga mampu mencapai kesejahteraan di bidang ekonomi.
Hal ini tidak mustahil untuk digapai karena ketiga organisasi yang meluncurkan Nusantara Fund memiliki infrastruktur organisasi yang cukup mapan hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Kemudian, ketiga organisasi tersebut memiliki gagasan yang kuat yaitu bekerja bersama untuk memperjuangkan hak dan meningkatan kualitas hidup Masyarakat Adat, petani, nelayan, masyarakat rentan, kelompok perempuan, kelompok muda dan komunitas lokal lainnya.
Tak ayal, jika gagasan ini diwujudkan dalam bentuk kesepakatan dan tanggungjawab bersama untuk mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, dalam mengelola sumber daya alam, sumber-sumber agraria, dan lingkungan hidup secara tradisional, mandiri, berkeadilan sosial dan berkelanjutan.
Membangun Mekanisme
AMAN, KPA dan WALHI punya komitmen yang sama untuk mendukung kerja-kerja gerakan sosial dan advokasi bagi masyarakat yang ada di komunitas masing-masing. Ketiga organisasi ini juga memiliki kefokusan kerja yang berbeda-beda, namun memiliki keterkaitan isu antara satu dengan yang lain. Kondisi ini menjadi dasar bagi ketiga organisasi tersebut membangun mekanisme pendanaan langsung yang kuat untuk mendukung berbagai inisiatif Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, terutama dalam memecahkan tantangan pengakuan hak tenurial, melindungi dan mengelola tanah, air, wilayah, lingkungan hidup dan sumber-sumber agraria lainnya.
Selain itu, mekanisme pendanaan langsung ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi dalam mengurangi emisi terkait deforestasi dan degradasi hutan, mempromosikan ekonomi berbasis masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Telah Diuji Coba
Mekanisme ini telah diuji coba di 30 lokasi berbeda di Indonesia sejak Desember 2022, mulai dari Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tengara Timur dan Maluku Utara. Uji coba sistem Pendanaan Langsung Nusantara Fund diharapkan dapat mempromosikan dan mengimplementasikan dukungan langsung pendanaan bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal yang kuat namun sederhana. Kemudian, mengembangkan kuantitas dan kualitas sumber daya individu maupun kelompok Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di Indonesia. Tak kalah penting dari itu semua, sistem ini juga diharapkan dapat membangun atau memperkuat kekuatan kolektif ekonomi, sosial dan politik sesama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di Indonesia. Serta menginisiasi kemandirian ekonomi, membangun beragam sumber serta resiliensi pendanaan AMAN, KPA, dan WALHI.
Siap Diluncurkan
Nusantara Fund diharapkan ke depan bisa menjadi pondasi awal terbentuknya kemandirian ekonomi bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal. Peluncurannya yang dilaksanakan pada hari Senin, 8 Mei 2023 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta bisa jadi solusi inovatif mobilisasi pendanaan global untuk Masyarakat Adat di Indonesia dari AMAN, KPA dan WALHI. Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi menyatakan peluncuran Nusantara Fund yang digagas oleh tiga organisasi nasional ini nantinya diharapkan bisa menggerakkan pekerjaan di kampung dengan cara lebih cepat. Kemudian, kita bisa mengkonsolidasikan gerakan Masyarakat Adat, gerakan lingkungan dan gerakan pembaruan agraria di seluruh Nusantara.