
Gapoktanhut SHK Lestari
Program
Penguatan Tata Kelola dan Tata Produksi Wilayah Kelola Rakyat di Komunitas SHK PBL
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Rehabilitasi Hutan dan Kemandirian Ekonomi: Peran Pala dalam Pengelolaan Berkelanjutan oleh Gapoktan SHK Lestari
Gapoktan SHK Lestari merupakan komunitas yang sudah lebih dari 30 tahun mengelola wilayahnya yang menjadi bagian kawasan Hutan Konservasi Tahura Wan Abdul Rahman, Lampung. Terdiri 21 Kelompok Tani Hutan (KTH), Gapoktan SHK Lestari memusatkan perhatian pada pengelolaan hutan secara berkelanjutan melalui skema kemitraan konservasi. Kegiatannya mencakup penguatan tata kelola dan tata produksi Wilayah Kelola Rakyat, serta pemanfaatan hasil hutan non-kayu seperti pala untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas. Ketergantungan terhadap sumber penghidupan di kawasan hutan ini menjadikan SHK Lestari terus aktif dalam upaya memperkuat tata kelola wilayah kelola rakyat melalui “Penguatan Tata Kelola dan Tata Produksi Wilayah Kelola Rakyat di Komunitas SHK PBL”.
Pada pelaksanaan program yang berlangsung dari 01 Februari 2024 hingga 30 April 2024, Gapoktan SHK Lestari melaksanakan program rehabilitasi dan restorasi di kawasan Tahura Wan Abdul Rahman dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund. Program ini menghasilkan penanaman 11.500 bibit pala di area seluas 400 hektar. Jumlah bibit yang ditanam ini bahkan melebihi target awal sebanyak 10.000 bibit, mencerminkan semangat dan antusiasme para anggota komunitas. Hasilnya, sekitar 70% bibit pala yang ditanam telah tumbuh dengan baik, memberikan harapan akan keberhasilan upaya penghijauan dan rehabilitasi wilayah yang mengalami degradasi. Penanaman bibit pala ini membantu meningkatkan tutupan hutan dan juga mendukung konservasi keanekaragaman hayati yang terancam oleh degradasi hutan.
Penanaman pohon pala tidak hanya fokus pada penghijauan, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak pala. SHK Lestari melengkapi peralatan dan fasilitas rumah penyulingan minyak pala, termasuk tabung pengukus, rumah tungku, dan gudang bahan baku. Komunitas dapat mengolah pala menjadi minyak atsiri, yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan anggota komunitas dan mengurangi ketergantungan pada penjualan bahan mentah pala kepada tengkulak. Produksi minyak pala juga memberikan peluang bagi komunitas untuk mengembangkan produk turunan lain di masa depan.
Program ini melibatkan banyak pihak, termasuk 21 KTH yang terlibat sebagai penerima manfaat langsung. Selain itu, pemerintah melalui UPTD KPHK Tahura WAR berperan dalam perencanaan dan pemenuhan kebutuhan penghijauan. WALHI Lampung, sebagai organisasi pendamping, turut serta dalam mendampingi pelaksanaan program ini, bersama-sama dengan komunitas untuk mengimplementasikan kegiatan dan memastikannya sesuai dengan rencana dan prinsip-prinsip organisasi. Perempuan dan orang muda di komunitas turut dilibatkan dalam berbagai tahapan program, mulai dari penanaman bibit hingga pengolahan bahan baku dan produksi minyak pala.
Dengan meningkatkan nilai hasil hutan non-kayu seperti pala yang diolah menjadi minyak atsiri, komunitas dapat menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan.