TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment

PROGRAM

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Karya Maju

 

ORGANISASI PENDAMPING :
WALHI
LOKASI :
Soralangun, Jambi
PENDANAAN LANGSUNG
Rp100,000,000
PERIODE :
  • Mulai :
    01/02/2024
  • Berakhir :
    31/07/2024
TARGET :
AKTIVITAS KUNCI :
STATUS :
Selesai
JUDUL PROGRAM :
Pengembangan Model Pengelolaan Kopi Secara Berkelanjutan Melalui Pendekatan Ekologi Lokal di Sepintun Oleh Masyarakat Tran Tigo SAD

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Karya Maju adalah komunitas yang dibentuk oleh Masyarakat Adat Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Trans Tigo, Desa Sepintun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Komunitas ini lahir dengan tujuan utama untuk memperkuat kedaulatan ekonomi masyarakat adat melalui pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Sejak lama, KUPS fokus kepada usaha berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), seperti kopi dan madu hitam. Usaha ini tidak hanya menjaga kelestarian ekosistem hutan, tetapi juga melestarikan budaya lokal serta menciptakan sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas, bersama WALHI Jambi dan Perkumpulan Hijau, KUPS Karya Maju mengadakan program pengembangan model pengelolaan kopi yang berkelanjutan juga sekaligus penguatan manajerial pengelolaan bisnis dan lahan didalamnya.

Program ini, yang berlangsung dari 1 Februari hingga 31 Juli 2024, berfokus pada pengembangan kebun percontohan Kopi Telisak seluas 2 hektar. Kebun ini dikelola secara kolektif oleh anggota KUPS, sehingga KUPS bisa belajar bersama mengenai praktik budidaya kopi yang ramah lingkungan. Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman anggota tentang teknik pertanian yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi kopi. Selain itu, program ini juga mencakup penyediaan sarana dan prasarana untuk pasca panen, termasuk alat pengolahan kopi, guna memastikan komunitas dapat menghasilkan produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. Di sinilah peran aktif WALHI Jambi menjadi sangat penting dalam memberikan pendampingan dalam perencanaan, pelatihan, dan pemantauan untuk memastikan kelangsungan program ini.

Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, mereka membeli bibit Kopi Telisak berkualitas, membangun tempat pengolahan hasil produksi, dan menyediakan peralatan produksi seperti mesin pencacah kulit kopi, mesin huller untuk mengolah kopi menjadi green bean, serta sarana penjemuran yang dilengkapi dengan plastik ultraviolet. Dengan adanya kelengkapan fasilitas ini, KUPS Karya Maju dapat memaksimalkan hasil pertanian mereka dari awal hingga akhir, sambil meningkatkan nilai jual produk mereka di pasar. Selain kopi, madu hutan juga disiapkan sebagai komoditas unggulan yang akan terus dikembangkan oleh komunitas.

Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada 75 kepala keluarga anggota KUPS Karya Maju, dengan dampak yang lebih luas dirasakan oleh seluruh masyarakat di Dusun Trans Tigo. Demplot kopi merupakan salah satu capaian penting dari program ini, yang berfungsi sebagai sarana belajar juga sebagai model bisnis bagi anggota komunitas. Program pendidikan yang dilakukan, seperti pelatihan manajemen organisasi dan usaha, serta pemetaan wilayah lahan secara partisipatif, juga berhasil meningkatkan kapasitas anggota dalam mengelola sumber penghidupannya secara mandiri. Pemetaan ini memungkinkan komunitas untuk memiliki data yang lebih akurat tentang luas kebun kopi dan jumlah pohon madu hutan yang mereka miliki, yang menjadi dasar penting untuk pengembangan usaha berbasis hasil hutan bukan kayu. Dengan menerapkan model agroforestri kopi yang berbasis ekologi, KUPS Karya Maju berhasil mengintegrasikan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati hutan di wilayah mereka. Penanaman kopi yang dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman keras seperti karet dan jernang membantu menjaga stabilitas ekosistem dan sekaligus menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi anggota komunitas. Berlangsungnya program ini secara tidak langsung mendukung keberlanjutan ekonomi melalui pengembangan kewirausahaan berbasis komunitas yang sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan ekologi.

Scroll to Top