TOTAL DANA 2025 - 2027

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2027

$1,050,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Endowment
WALHI Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Karya Maju

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Karya Maju

Program

Pengembangan Model Pengelolaan Kopi Secara Berkelanjutan Melalui Pendekatan Ekologi Lokal di Sepintun Oleh Masyarakat Tran Tigo SAD

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Soralangun, Jambi
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
31/07/2024
Target
Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Di tengah hamparan hutan di Dusun Trans Tigo, Desa Sepintun, Kabupaten Sarolangun, Jambi, sebuah komunitas berusaha mandiri. Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Karya Maju, yang dibentuk oleh Masyarakat Adat Suku Anak Dalam (SAD), menjaga hutan sekaligus mencari penghidupan. Mereka mengolah hasil hutan bukan kayu (HHBK), seperti kopi dan madu hitam, untuk meningkatkan ekonomi tanpa merusak alam.

KUPS Karya Maju sadar bahwa bertahan di tengah perubahan zaman butuh strategi jangka panjang. Bersama WALHI Jambi dan Perkumpulan Hijau, mereka mengembangkan cara mengelola kopi yang lebih baik, sekaligus belajar mengatur usaha dan lahan mereka.

Program yang berlangsung dari 1 Februari hingga 31 Juli 2024 ini didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund dan berfokus pada kebun percontohan Kopi Telisak seluas dua hektar. Kebun ini menjadi tempat belajar bersama bagi anggota komunitas tentang cara bertani yang lebih ramah lingkungan. Bagi mereka, kopi bukan hanya tanaman, tetapi juga harapan. Dengan cara bertani yang lebih baik, mereka bisa meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan. WALHI Jambi mendampingi mereka dalam perencanaan, pelatihan, dan pemantauan agar usaha ini berjalan lancar.

Mereka menanam bibit Kopi Telisak berkualitas ditumpasari dengan tanaman keras. Mereka juga membangun tempat pengolahan hasil panen dan melengkapi peralatan seperti mesin pencacah kulit kopi, mesin huller untuk mengolah biji kopi, serta sarana penjemuran. Dengan peralatan ini, pengolahan kopi bisa dilakukan dari awal hingga siap dijual, hasil panen bisa dijual dengan harga lebih baik. Selain kopi, madu hutan juga tetap menjadi produk andalan yang akan terus dikembangkan.

Program ini telah membawa manfaat bagi 75 kepala keluarga anggota KUPS Karya Maju, serta berdampak lebih luas pada masyarakat Dusun Trans Tigo. Kebun percontohan kopi juga tetapi menjadi contoh yang bisa diterapkan anggota lain. Selain itu, pelatihan manajemen usaha dan pemetaan wilayah membantu mereka lebih mandiri dalam mengelola lahan dan hasil hutan mereka.

Pemetaan partisipatif menjadi langkah penting bagi komunitas dalam mengenali dan memetakan potensi wilayah mereka. Dengan data yang lebih akurat mengenai luas kebun kopi, jumlah pohon madu hutan, serta potensi hasil hutan lainnya, KUPS Karya Maju dapat mengembangkan strategi usaha yang lebih efektif. Proses pemetaan juga akan memperkuat upaya ke depan dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.

Dengan menerapkan sistem tanam tumpang sari—memadukan kopi dengan tanaman seperti karet dan jernang—KUPS Karya Maju berhasil bertani tanpa merusak alam. Sistem menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus memberikan penghasilan tambahan bagi anggota komunitas. Mereka bukan hanya petani, tetapi juga penjaga hutan, memastikan alam tetap lestari untuk anak cucu.

KUPS Karya Maju menunjukkan bahwa mencari nafkah dan menjaga hutan bisa berjalan beriringan. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya menjaga alam, mereka terus maju, menanam harapan bersama setiap pohon kopi yang tumbuh di tanah mereka.

Scroll to Top