
Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama
Program
Tenun Songket Silungkang: Perempuan Usaha Kecil Mikro dan Revitalisasi Learning Centre Menuju Berkelanjutan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama merupakan komunitas yang terletak di Desa Balai Batu Sandaran, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Komunitas ini dibentuk dengan tujuan meningkatkan kapasitas perempuan di desa tersebut melalui keterampilan menenun, terutama dalam memproduksi kain tenun songket dengan pewarna alami.
Sebagian besar anggota kelompok adalah perempuan kepala keluarga, karena suami sakit, suami tidak bisa bekerja lagi karena korban ledakan tambang, dll. Perempuan Penenun Maju Bersama bergantung pada keterampilan menenun untuk menopang ekonomi keluarga. Kini, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berupaya mendorong produksi tenun pewarna alami dan menghidupkan kembali learning centre sebagai pusat pelatihan dan promosi produk tenun yang terhenti karena penurunan daya beli pasar akibat COVID-19.
Melalui program yang didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama memulai inisiatif revitalisasi learning centre dan pelatihan tenun pewarna alami yang berlangsung dari April hingga Juni 2024. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali keterampilan pembuatan pewarna alami serta pengelolaan learning centre sebagai pusat edukasi dan pemasaran produk tenun. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada seluruh anggota kelompok untuk menjelaskan tujuan program serta langkah-langkah teknis pelaksanaan.
Pada bulan April, kelompok mengadakan pelatihan pembuatan pewarna alami selama empat hari, melibatkan 11 orang anggota kelompok. Para peserta dilatih memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, seperti daun ketaping, daun galinggang, serbuk mahoni, kulit kayu lansano, dan gambir sebagai sumber pewarna alami. Pelatihan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mengedukasi peserta mengenai manfaat pewarna alami yang lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewarna kimia.
Selain pelatihan pewarna alami, pada bulan Juni diadakan pelatihan desain tenun yang diikuti oleh 10 orang peserta. Peserta dilatih untuk membuat dua motif dasar, yakni motif tabur dan motif dada, serta praktik dalam mengaplikasikan motif tersebut pada kain tenun. Untuk memastikan masa depan keterampilan menenun, pelatihan juga melibatkan perempuan-perempuan muda yang merupakan anak dan cucu dari anggota Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama, sebagai bagian dari proses kaderisasi pemotif di komunitas.
Di samping pelatihan keterampilan, program juga mencakup pengadaan sarana pendukung. Sebagai pusat kegiatan, learning centre dilengkapi dengan lemari penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan dan memajang produk-produk tenun. Learning centre juga digunakan sebagai tempat pertemuan rutin anggota kelompok untuk berdiskusi tentang strategi pengembangan produk dan pemasaran.
Manfaat tidak hanya terlihat dari peningkatan keterampilan anggota kelompok -26 perempuan dan 1 laki-laki yang tergabung dalam kelompok penenun- dalam memproduksi tenun pewarna alami, tetapi juga dalam meningkatnya kapasitas mereka untuk mengelola learning centre secara lebih profesional. Dengan adanya pengelola baru dan rencana pengembangan “Koperasi Produksi dan Perdagangan”, membuka potensi jangkauan pasar lebih luas, termasuk pasar internasional yang menunjukkan minat tinggi terhadap produk tenun pewarna alami.
Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mempromosikan bahan pewarna alami, komunitas ini tidak hanya menjaga kualitas hidup anggotanya tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan dari industri tekstil. Selain itu, program ini juga meningkatkan keberlangsungan ekonomi masyarakat setempat terhadap fluktuasi harga pasar dan krisis iklim yang memengaruhi sektor pertanian dan kerajinan di wilayah tersebut.
Program revitalisasi tenun pewarna alami dan learning centre oleh Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berhasil menghidupkan kembali produksi tenun yang sempat terhenti, sekaligus memberikan harapan baru bagi perempuan-perempuan penenun di Desa Balai Batu Sandaran untuk meningkatkan ekonomi keluarganya secara berkelanjutan.