PROGRAM
Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama
ORGANISASI PENDAMPING : |
WALHI
|
LOKASI : |
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
|
PENDANAAN LANGSUNG |
Rp35,000,000
|
PERIODE : |
|
TARGET : | |
AKTIVITAS KUNCI : | |
STATUS : |
Selesai
|
JUDUL PROGRAM : |
Tenun Songket Silungkang: Perempuan Usaha Kecil Mikro dan Revitalisasi Learning Centre Menuju Berkelanjutan
|
Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama merupakan komunitas yang terletak di Desa Balai Batu Sandaran, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Komunitas ini dibentuk dengan tujuan meningkatkan kapasitas perempuan di desa tersebut melalui keterampilan menenun, terutama dalam memproduksi kain tenun songket dengan pewarna alami.
Sebagian besar anggota kelompok adalah perempuan kepala keluarga, karena suami sakit, suami tidak bisa bekerja lagi karena korban ledakan tambang, dll. Perempuan Penenun Maju Bersama bergantung pada keterampilan menenun untuk menopang ekonomi keluarga. Kini, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berupaya untuk mendorong produksi tenun pewarna alami dan menghidupkan learning centre yang menjadi pusat pelatihan dan promosi produk tenunnya setelah diterpa badai COVID-19 yang berpengaruh terhadap penurunan daya beli pasar akibat krisis ekonomi.
Melalui program yang didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama memulai inisiatif revitalisasi learning centre dan pelatihan tenun pewarna alami yang berlangsung dari April hingga Juni 2024. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali keterampilan pembuatan pewarna alami serta pengelolaan learning centre sebagai pusat edukasi dan pemasaran produk tenun. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada seluruh anggota kelompok untuk menjelaskan tujuan program serta langkah-langkah yang akan diambil selama pelaksanaan.
Pada bulan April, kelompok mengadakan pelatihan pembuatan pewarna alami selama empat hari, melibatkan 11 orang anggota kelompok. Para peserta dilatih untuk memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, seperti daun ketaping, daun galinggang, serbuk mahoni, kulit kayu lansano, dan gambir sebagai sumber pewarna alami. Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mengedukasi peserta mengenai manfaat pewarna alami yang lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewarna kimia. Selain pelatihan pewarna alami, pada bulan Juni diadakan pelatihan desain tenun yang diikuti oleh 10 orang peserta. Peserta dilatih untuk membuat dua motif dasar, yakni motif tabur dan motif dada, serta praktik dalam mengaplikasikan motif tersebut pada kain tenun. Untuk memastikan keberlanjutan keterampilan ini, pelatihan juga melibatkan perempuan-perempuan muda yang merupakan anak dan cucu dari anggota Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama, sebagai bagian dari proses kaderisasi pemotif di komunitas untuk dapat terus berkembang di masa mendatang.
Di samping pelatihan keterampilan, program ini juga mencakup pengadaan sarana pendukung bagi learning centre. Sebagai pusat kegiatan, learning centre dilengkapi dengan lemari penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan produk tenun yang telah selesai dibuat serta memajang produk-produk yang akan dipromosikan. Learning centre juga digunakan sebagai tempat pertemuan rutin anggota kelompok untuk berdiskusi tentang strategi pengembangan produk dan pemasaran.
Dengan adanya program ini memberikan manfaat langsung kepada 26 perempuan dan 1 laki-laki yang tergabung dalam kelompok penenun, dengan penerima manfaat tidak langsung mencapai 100 orang, yang terdiri dari anggota keluarga dan tetangga di sekitar komunitas. Dampak dari program ini tidak hanya terlihat dari peningkatan keterampilan anggota kelompok dalam memproduksi tenun pewarna alami, tetapi juga dalam meningkatnya kapasitas mereka untuk mengelola learning centre secara lebih profesional. Dengan adanya pengelola baru dan rencana untuk mengembangkan learning centre sebagai Koperasi Produksi dan Perdagangan, akan sangat mungkin untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar internasional yang menunjukkan minat terhadap produk tenun pewarna alami.
Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mempromosikan bahan pewarna alami, komunitas ini tidak hanya menjaga kesehatan anggotanya tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan dari industri tekstil. Selain itu, program ini juga meningkatkan keberlangsungan ekonomi masyarakat setempat terhadap fluktuasi harga pasar dan krisis iklim yang mempengaruhi sektor pertanian dan kerajinan di wilayah tersebut.
Program revitalisasi tenun pewarna alami dan learning centre yang dilaksanakan oleh Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berhasil menghidupkan kembali produksi tenun yang sempat terhenti, sekaligus memberikan harapan baru bagi perempuan-perempuan penenun di Desa Balai Batu Sandaran untuk meningkatkan ekonomi keluarganya secara berkelanjutan.
Sebagian besar anggota kelompok adalah perempuan kepala keluarga, karena suami sakit, suami tidak bisa bekerja lagi karena korban ledakan tambang, dll. Perempuan Penenun Maju Bersama bergantung pada keterampilan menenun untuk menopang ekonomi keluarga. Kini, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berupaya untuk mendorong produksi tenun pewarna alami dan menghidupkan learning centre yang menjadi pusat pelatihan dan promosi produk tenunnya setelah diterpa badai COVID-19 yang berpengaruh terhadap penurunan daya beli pasar akibat krisis ekonomi.
Melalui program yang didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund, Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama memulai inisiatif revitalisasi learning centre dan pelatihan tenun pewarna alami yang berlangsung dari April hingga Juni 2024. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali keterampilan pembuatan pewarna alami serta pengelolaan learning centre sebagai pusat edukasi dan pemasaran produk tenun. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada seluruh anggota kelompok untuk menjelaskan tujuan program serta langkah-langkah yang akan diambil selama pelaksanaan.
Pada bulan April, kelompok mengadakan pelatihan pembuatan pewarna alami selama empat hari, melibatkan 11 orang anggota kelompok. Para peserta dilatih untuk memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar mereka, seperti daun ketaping, daun galinggang, serbuk mahoni, kulit kayu lansano, dan gambir sebagai sumber pewarna alami. Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mengedukasi peserta mengenai manfaat pewarna alami yang lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewarna kimia. Selain pelatihan pewarna alami, pada bulan Juni diadakan pelatihan desain tenun yang diikuti oleh 10 orang peserta. Peserta dilatih untuk membuat dua motif dasar, yakni motif tabur dan motif dada, serta praktik dalam mengaplikasikan motif tersebut pada kain tenun. Untuk memastikan keberlanjutan keterampilan ini, pelatihan juga melibatkan perempuan-perempuan muda yang merupakan anak dan cucu dari anggota Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama, sebagai bagian dari proses kaderisasi pemotif di komunitas untuk dapat terus berkembang di masa mendatang.
Di samping pelatihan keterampilan, program ini juga mencakup pengadaan sarana pendukung bagi learning centre. Sebagai pusat kegiatan, learning centre dilengkapi dengan lemari penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan produk tenun yang telah selesai dibuat serta memajang produk-produk yang akan dipromosikan. Learning centre juga digunakan sebagai tempat pertemuan rutin anggota kelompok untuk berdiskusi tentang strategi pengembangan produk dan pemasaran.
Dengan adanya program ini memberikan manfaat langsung kepada 26 perempuan dan 1 laki-laki yang tergabung dalam kelompok penenun, dengan penerima manfaat tidak langsung mencapai 100 orang, yang terdiri dari anggota keluarga dan tetangga di sekitar komunitas. Dampak dari program ini tidak hanya terlihat dari peningkatan keterampilan anggota kelompok dalam memproduksi tenun pewarna alami, tetapi juga dalam meningkatnya kapasitas mereka untuk mengelola learning centre secara lebih profesional. Dengan adanya pengelola baru dan rencana untuk mengembangkan learning centre sebagai Koperasi Produksi dan Perdagangan, akan sangat mungkin untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar internasional yang menunjukkan minat terhadap produk tenun pewarna alami.
Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mempromosikan bahan pewarna alami, komunitas ini tidak hanya menjaga kesehatan anggotanya tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan dari industri tekstil. Selain itu, program ini juga meningkatkan keberlangsungan ekonomi masyarakat setempat terhadap fluktuasi harga pasar dan krisis iklim yang mempengaruhi sektor pertanian dan kerajinan di wilayah tersebut.
Program revitalisasi tenun pewarna alami dan learning centre yang dilaksanakan oleh Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama berhasil menghidupkan kembali produksi tenun yang sempat terhenti, sekaligus memberikan harapan baru bagi perempuan-perempuan penenun di Desa Balai Batu Sandaran untuk meningkatkan ekonomi keluarganya secara berkelanjutan.