TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2025

$550,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S1059-WALHI Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang

Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang

Program

Penguatan Manajemen dan Pengembangan Usaha Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Solok Selatan, Sumatera Barat
Pendanaan Langsung
Rp35,000,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
30/04/2024
Target
Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang adalah sebuah komunitas petani kopi di Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan. Komunitas ini didirikan pada tahun 2020 oleh sekelompok petani yang terdampak oleh penurunan harga kopi akibat pandemi COVID-19. Lahan kopi Arabika dan Robusta seluas 54 hektar di kaki Gunung Kerinci yang mereka kelola, punya potensi besar untuk pengembangan produksi. Namun ada keterbatasan modal untuk menampung hasil panen seluruh anggota dan keterbatasan dalam akses pasar serta manajemen usaha. Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang pun lantas berupaya memperkuat manajemen dan pengembangan usaha koperasi.

Program dilaksanakan mulai 1 Februari hingga 30 April 2024 melalui Pendanaan Langsung Nusantara Fund. Fokus utama adalah memperbaiki sistem manajemen koperasi, meningkatkan kapasitas produksi, serta menyediakan peralatan pendukung proses pengolahan kopi. Dimulai dengan pertemuan komunitas untuk mensosialisasikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan, serta memastikan partisipasi aktif dari seluruh anggota koperasi. Sebagai bagian dari penguatan manajemen, Koperasi Kopi Rakyat juga menyelenggarakan pelatihan manajemen koperasi yang difasilitasi oleh WALHI Sumatera Barat. Pelatihan diikuti oleh 15 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan, dengan tujuan meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan keuangan, administrasi, dan pemasaran produk kopi.

Selain pelatihan, program juga mencakup pengadaan bahan baku ceri kopi dan peralatan produksi. Dana yang awalnya direncanakan untuk membeli mesin kemas akhirnya dialokasikan untuk modal usaha bagi anggota koperasi agar mereka dapat mengolah ceri kopi di rumah masing-masing. Dengan modal sebesar Rp 2.000.000 per anggota, 15 orang anggota koperasi, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan, mampu mengolah 150 kg ceri kopi menjadi biji kopi mentah di rumah mereka. Biji kopi mentah yang dihasilkan kemudian dikumpulkan di rumah produksi koperasi untuk dijual di pasar lokal.

Tidak hanya kapasitas produksi meningkat, tapi juga tambahan pendapatan bagi anggota koperasi. Dari sisi produksi, Koperasi Kopi Rakyat berhasil meningkatkan kapasitas rumah prosesor sebesar 125%, meskipun belum mencapai target awal sebesar 200%. Tapi perlu diingat, sebelumnya koperasi hanya mampu menampung dan memproses 1 ton ceri kopi per bulan, jumlah tersebut meningkat menjadi 3 ton. Peningkatan kapasitas juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di sekitar rumah produksi untuk bekerja dalam proses pengolahan kopi.

Dalam jangka panjang, koperasi berencana mengembangkan produk olahan kopi lain, seperti kopi bubuk dan kopi sangrai. Kopi bubuk dan kopi sangai dapat dijual di pasar lokal Kabupaten Solok Selatan, di mana kopi bubuk beredar masih didominasi oleh produk luar daerah.

Koperasi Kopi Rakyat Lubuk Gadang berfokus pada peningkatan ekonomi komunitas dengan  membangun model produksi dan distribusi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Dengan meningkatnya kapasitas produksi biji kopi mentah dan mengurangi penjualan bahan ceri kopi, koperasi memperbaiki pendapatan anggota, juga menjaga keberlanjutan ekosistem di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Karena ketika perekonomian petani kopi membaik langsung akan mencegah petani untuk beralih ke pekerjaan-pekerjaan resiko tinggi dan atau merusak lingkungan.

Scroll to Top