TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS)

KUPS Gula Palah HAKS & Inuk-inuk Beteras

Program

Mengembangkan Model Inisiatif Kemandirian Ekonomi Masyarakat Adat Dayak Seberuang Kampung Silit melalui Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam menuju Pembangunan Lestari dan Berkelanjutan.

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Sintang, Kalimantan Barat
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
31/07/2024
Target
Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Hutan sebagai Nafas Kehidupan: Upaya Daulat dan Sejahtera Masyarakat Adat Dayak Seberuang

Hutan merupakan sebagian besar dari hidup Masyarakat Adat Dayak Seberuang. Bukan hanya sebagai sumber kehidupan, namun bagi Komunitas Adat Dayak Seberuang Kampung Silit, yang terletak di Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, hutan sudah seperti menjadi nafas kehidupan bagi mereka. Terdapat banyak warisan budaya adat Dayak Seberuang yang sudah diturunkan oleh nenek moyang mereka secara turun temurun melekat pada hutan. Memang, pengakuan atas Hutan Adat mereka seluas 4.272 hektar sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022. Namun, pengesahan ini bukan lantas membuat keberlangsungan ekologi dalam hutannya terlindungi secara utuh.

Masyarakat Adat Dayak Seberuang masih terus berupaya untuk menjaga kelestarian hutan melalui pengelolaan yang berkelanjutan serta menghindari ancaman eksternal seperti investasi ekstraktif eksploitatif skala besar yang merusak lingkungan. Salah satu upaya mereka dalam menghadapi tantangan ini adalah dengan cara membangun kemandirian ekonomi komunitas. Mereka membentuk Kelompok Usaha Gula Palah HAKS dan Kelompok Perempuan Inuk-Inuk Beteras yang bertujuan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan potensi sumber penghidupan lokal, misal pohon aren.

Lewat dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, upaya pengelolaan sumber daya alam ini diperkuat dalam serangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan memajukan ekonomi kolektif lokal yang berkelanjutan. Dimulai dengan kegiatan pemetaan potensi pohon aren, yang dilakukan selama lima hari pada April 2024. Melalui kegiatan ini, sembilan anggota Gula Palah berhasil mengidentifikasi 102 pohon aren di Kampung Silit, yang terbagi dalam kategori pohon produktif, remaja, dan non-produktif. Data ini menjadi dasar penting untuk mengetahui potensi produksi gula aren di masa depan dan menentukan strategi pengembangan lebih lanjut. Identifikasi ini mencakup berbagai lokasi di kampung, seperti Impres, Pegelang, dan Sungai Tertung, yang memiliki pohon aren siap sadap dan olah.

Selain kegiatan pemetaan potensi pohon aren, diadakan juga pelatihan bersama gula aren selama tiga hari yang melibatkan sepuluh peserta dari Gula Palah dan Inuk-Inuk Beteras. Pertama-tama, peserta dilatih cara menyadap air nira dari pohon aren hingga proses pengolahan nira menjadi gula aren. Pelatihan ini memberikan keterampilan praktis mulai dari cara menyadap air nira dari pohon aren hingga proses pengolahan nira menjadi gula aren, dan pengetahuan tentang teknik pengemasan produk yang sesuai standar pasar. Dalam pelatihan pengolahan produk gula aren, peserta dilibatkan dalam praktik langsung pengolahan nira menjadi gula.

Tentang penggunaan media sosial untuk promosi produk agar pemasaran produk bisa dilakukan dengan lebih luas juga diperkenalkan. Akun Instagram @kupskampungsilit digunakan untuk memperkenalkan produk lokal seperti gula aren dan serbuk jahe. Meskipun menghadapi tantangan akses internet yang terbatas, promosi ini akan meningkatkan kesadaran publik terhadap produk-produk berkualitas asli Kampung Silit. Promosi ini tidak hanya meningkatkan keterbacaan produk-produk berkualitas asli Kampung Silit di ruang publik, tetapi juga dapat memperluas jaringan distribusi produk, baik di tingkat lokal maupun regional.

Pada April hingga Agustus 2024, Gula Palah HAKS dan Inuk-Inuk Beteras berhasil mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Induk Berusaha (NIB), yang memungkinkan mereka memasarkan produk secara legal. Kegiatan ini meningkatkan keterampilan teknis para peserta dan membantu mereka memahami bagaimana cara meningkatkan kuantitas serta kualitas gula aren serta memperluas jangkauan pasar memasifkan produk lokal mereka.

Rangkaian pelatihan adalah untuk memastikan penguasaan keterampilan teknis dari hulu ke hilir dan membantu mereka memahami bagaimana cara meningkatkan kuantitas serta kualitas gula aren serta serta memperluas jangkauan pasar. Hasilnya, kualitas gula aren yang dihasilkan jadi lebih baik, produk jadi lebih kompetitif di pasar, dan dapat dijual dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih tinggi. Produk yang dihasilkan menjadi lebih bernilai di pasar lokal maupun regional, yang pada gilirannya membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Kampung Silit.

Sebagai upaya pengembangan usaha, rumah produksi juga didirikan pada Juli 2024 dengan ukuran 4×6 meter. Bangunan ini menjadi pusat produksi gula aren dan serbuk jahe, yang sebelumnya dilakukan di tempat-tempat terbuka. Rumah produksi ini memberikan ruang yang layak bagi Gula Palah untuk mengelola produk dengan lebih efisien dan terorganisir.

Tak berhenti disitu, modal usaha juga diberikan kepada unit Kelompok Perempuan Inuk-Inuk Beteras pada Maret 2024. Modal usaha tersebut digunakan untuk mengembangkan produksi serbuk jahe. Modal ini memungkinkan kelompok perempuan tersebut memulai usaha secara mandiri, dari pengolahan hingga pemasaran produk serbuk jahe. Pengolahan jahe yang sebelumnya hanya dilakukan untuk konsumsi internal kini menjadi produk siap saji yang dipasarkan di luar kampung. Dengan modal yang ada, kelompok ini mampu meningkatkan kapasitas produksi dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi rumah tangga.

Melalui berbagai kegiatan seperti pengelolaan hutan berkelanjutan dan pengembangan usaha kolektif berbasis sumber penghidupan lokal, adalah upaya Masyarakat Adat Dayak Seberuang untuk berdaulat sembari menjaga kelestarian hutan adat mereka. Agar upaya keberlanjutan ekologi yang senantiasa dijaga oleh Masyarakat Adat Dayak Seberuang tak timpang dengan kesejahteraan. Dengan demikian, Masyarakat Adat Dayak Seberuang tak hanya menjaga tanah nenek moyangnya beserta seluruh sumber penghidupannya, namun juga berdaulat dan sejahtera dari sumber penghidupan yang ada disekelilingnya.

Scroll to Top