TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S1067-WALHI Komunitas Lokal, Fola Literasi Kalaodi (FOLILA)

Komunitas Fola Literasi Kalaodi (FOLILA)

Program

Pembangunan Model Produksi, Distribusi dan Konsumsi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan Sesuai dengan Prinsip MAKL di Kelurahan Kalaodi

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Tidore, Kepulauan Maluku Utara
Pendanaan Langsung
Rp50,000,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
31/07/2024
Target
Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Semerbak Wangi Rempah Nusantara di Kalaodi, Tidore Kepulauan

Komunitas Fola Literasi Kalaodi (FOLILA) merupakan komunitas lokal yang tinggal di Kelurahan Kalaodi, Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Dengan jumlah anggota sebanyak 17 orang, komunitas ini berfokus pada pengembangan edukasi dan pemberdayaan ekonomi lokal yang berkelanjutan, terutama dengan memanfaatkan kekayaan alam setempat. Kalaodi sendiri dikenal sebagai kawasan yang masih mempertahankan kearifan lokal dalam pengelolaan hutan dan lahan. Dalam menjaga dan mengelola alam, tradisi Masyarakat Kalaodi adalah tak merusak dan tak mengambil berlebihan. Mereka percaya, pelanggar tabu akan kena sumpah adat bobeto. Dalam Bahasa tidore berbunyi, “nage dahe so jira alam, ge domaha alam yang golaha so jira se ngon – siapa merusak alam nanti dirusak alam”.

Warga Masyarakat Kalaodi sebagian besar menanam komoditas rempah seperti cengkeh, pala, dan kayu manis sebagai mata pencaharian utama di kebun hutan, berdampingan dengan pohon-pohon besar hutan. Dalam upaya mereka mengolah lahan, petani Kalaodi sering kesulitan, dalam mengeringkan hasil panen mereka. Cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim seringkali menjadi hambatan dalam proses pengeringan rempah pasca panen, butuh waktu lebih lama karena lama penjemuran tergantung intensitas matahari. Jadinya rerata tingkat kadar air pada rempah pun seringkali tak menentu. Padahal persentase kadar dan rerata kering adalah nilai vital dalam rempah kering kelas mutu tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, FOLILA mengembangkan solusi yang bisa mengoptimalkan proses produksi pasca panen sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar.

Program yang dijalankan oleh FOLILA fokus pada pembangunan infrastruktur pengolahan pasca panen dan rehabilitasi fasilitas komunitas. Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, program ini berlangsung dari Februari hingga Juli 2024. Salah satu kegiatan utama adalah pembangunan dua rumah pengering rempah, terletak di dua kampung, yakni Kola dan Golili. Rumah pengering ini dirancang untuk memudahkan proses pengeringan cengkeh, pala, dan kayu manis, sehingga para petani tidak lagi bergantung pada cuaca. Rumah pengering ini dilengkapi dengan rak-rak pengering yang memungkinkan komoditas untuk dijemur secara efektif meskipun cuaca hujan. Dengan luas masing-masing 3×5 meter di Golili dan 4×6 meter di Kola, rumah pengering ini mampu menampung hasil panen secara maksimal.

Hingga saat ini, FOLILA telah berhasil membangun dua rumah pengering rempah yang digunakan oleh petani lokal, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi pasca panen dalam proses pengeringan komoditas rempah Kalaodi pun meningkat.cengkih, pala, dan kayu manis pasca panen dan pala. Rumah pengering juga mmungkinkan kontrol kualitas yang lebih merata, sehingga dapat memenuhi standar mutu pasar yang lebih tinggi. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi rempah kering pasca panen, tetapi juga pasti berpotensi untuk meningkatkan pendapatan para petani.

FOLILA juga melakukan rehabilitasi gedung sekretariatnya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan komunitas. Lantai pertama gedung digunakan sebagai kedai kopi dan gerai kerajinan tangan, sementara lantai kedua berfungsi sebagai ruang literasi. Kedai kopi yang dibuka oleh FOLILA menyajikan kopi khas daerah setempat, yang menjadi salah satu upaya untuk menciptakan pemasukan bagi komunitas. menampilkan berbagai produk kerajinan tangan hasil karya masyarakat lokal, seperti asbak dari tempurung kelapa dan bakul tradisional. Dengan adanya gerai ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan tempat untuk memasarkan produk mereka untuk pemasukan alternatif, tetapi juga dapat mengenalkan budaya kerajinan lokal kepada wisatawan yang berkunjung. Sementara ruang literasi di lantai dua menjadi tempat penyebaran informasi dan pendidikan bagi anggota komunitas serta pengunjung atau wisatawan. Lebih dari 505 warga di satu desa di Kelurahan Kalaodi mendapatkan manfaat tidak langsung dari pembangunan kedua infrastruktur ini. Selain mempromosikan kerajinan tangan dan ekowisata yang berbasis pada kearifan lokal.

Dengan memaksimalkan nilai hasil panen rempah, alternatif pemasukan, berikut ruang literasi setidaknya 505 warga desa Kalaodi mendapatkan manfaat langsung. Ini juga akan mengurangi beban pada hutan dari potensi eksploitasi berlebihan yang dapat merusak keseimbangan alam. Pengolahan pasca panen rempah dan sekretariat multifungsi FOLILA di Kalaodi adalah cara mereka beradaptasi dengan perubahan iklim, dan tidak hanya semata tentang kesejahteraan ekonomi sekaligus juga memastikan kearifan lokal bebeto dalam berinteraksi dengan alam yakni tak merusak dan mengambil berlebihan akan terus hidup tak peduli tantangan zaman apapun yang akan mereka hadapi nanti.

Scroll to Top