TOTAL DANA 2025 - 2027

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2027

$1,050,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Endowment
WALHI Forum Peduli Pulau Pari

Forum Peduli Pulau Pari

Program

Memperkuat Ekonomi Masyarakat melalui Pengolahan Hasil Produksi Pangan dan Peningkatan Daya Dukung Laut di Pulau Pari

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
31/07/2024
Target
Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Berjalan

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Kuatkan Pulau Pari

Masyarakat Pulau Pari, yang terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Jakarta, menghadapi ancaman serius terhadap akses dan kontrol atas wilayah kelola rakyat yang telah menopang kehidupan mereka selama puluhan tahun. Ancaman utama berasal dari upaya menguasai seluruh daratan Pulau Pari untuk kepentingan industri pariwisata. Selain itu, reklamasi Pulau Tengah juga telah menyebabkan kerusakan terumbu karang di perairan dangkal sekitar Pulau Pari, yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian nelayan dan petani rumput laut.

Masyarakat juga menghadapi pengrusakan mangrove di gugusan Pulau Pari. Padahal, mangrove ini mereka tanam sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan mitigasi bencana rob. Akibat dampak perubahan iklim, Pulau Pari telah kehilangan 11% daratannya dan semakin sering mengalami banjir rob yang sulit diprediksi dengan pengetahuan lokal. Semua ancaman ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, terutama akibat menurunnya daya dukung ekosistem laut dan daratan.

Untuk melibatkan lebih banyak warga dalam upaya mempertahankan pulau mereka dari eksploitasi, Masyarakat Pulau Pari yang tergabung dalam Forum Peduli Pulau Pari (FPPP) berinisiatif memperkuat usaha ekonomi dan konservasi perairan. Inisiatif ini mencakup penanaman mangrove, rehabilitasi terumbu karang, serta usaha ekonomi  kelompok perempuan FPPP.  Melalui dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, berbagai kegiatan telah dilakukan.

Kelompok perempuan yang beranggotakan 20 orang berperan aktif dalam usaha produksi, seperti pembuatan ikan asin dan keripik sukun. Hasil produksi ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi individu tetapi juga menambah kas kelompok. Selain itu, kelompok perempuan FPPP juga terlibat dalam kegiatan wisata berbasis lingkungan, salah satu usaha utamanya adalah wisata penanaman mangrove. Para wisatawan dapat menanam mangrove di Pulau Pari, dibandrol Rp5.000 per pohon. Keuntungan dari usaha kelompok perempuan FPPP digunakan sepenuhnya kesejahteraan anggota serta mendukung kegiatan organisasi. FPPP juga mengadakan kapal motor yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anggota serta mendukung kegiatan organisasi, seperti transportasi dalam program konservasi dan pengembangan ekonomi berbasis kelautan.

Rumah Pemulihan Mangrove dan Terumbu Karang juga dibangun berfungsi sebagai pusat edukasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir. FPPP memanfaatkannya sebagai tempat penyimpanan bibit mangrove serta pusat pembelajaran untuk masyarakat dalam upaya konservasi lingkungan. Rumah mangrove & terumbu juga akan memperkuat upaya kelompok perempuan FPPP dalam kegiatan wisata berbasis lingkungan.

Selain itu, pada September 2024, masyarakat Pulau Pari melaksanakan program transplantasi terumbu karang dengan melibatkan 12 orang tim teknis. Sebanyak 50 modul rak penopang terumbu karang dipasang di perairan dengan luas area transplantasi mencapai 30 meter. Dengan pertumbuhan rata-rata 3-10 cm per tahun, masyarakat berharap ekosistem ini dapat pulih dan memberikan manfaat ekologi serta ekonomi.

Monitoring pertama dilakukan dua bulan setelah transplantasi, kemudian berlanjut setiap empat bulan hingga menjadi pemantauan tahunan. Dalam 2-3 tahun ke depan, rehabilitasi ini diharapkan tidak hanya menopang kehidupan biota laut tetapi juga membuka peluang baru dalam pariwisata dan pendidikan lingkungan.

Scroll to Top