TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
34d541f2-abb5-476c-8e0f-e21412b606b5
Sumber Foto : Desa Adat Pedawa

Desa Adat Pedawa

Program

Menjaga Warisan Bali Aga : Revitalisasi Pengetahuan Adat dan Konservasi Aren di Desa Adat Pedawa

Organisasi Pendamping
AMAN
Lokasi
Buleleng, Bali
Pendanaan Langsung
Rp99,650,000
Periode
Mulai
04/05/2024
Berakhir
30/10/2024
Target
Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Desa Adat Pedawa, salah satu desa tua Bali Aga di Kabupaten Buleleng, Bali, tengah berjuang mempertahankan kearifan lokal di tengah arus perubahan. Bali Aga atau Bali Mula merupakan sub-suku Bali yang diyakini sebagai penduduk asli Bali. Namun, perkembangan teknologi dan perubahan sosial membuat generasi muda semakin jauh dari nilai-nilai adat. Selain itu, maraknya praktik monokultur perkebunan cengkeh mengancam keseimbangan ekosistem lingkungan. Untuk merespons tantangan ini, Desa Adat Pedawa mendirikan Sekolah (Pasraman*) Adat Manik Empul—sekolah adat yang menjadi ruang belajar lintas generasi. Disini pengetahuan adat dihidupkan kembali dan kesadaran ekologis masyarakat dibangun.

*Pasraman adalah lembaga pendidikan khusus bidang agama Hindu

Kegiatan peluncuran pasraman dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2024, yang dihadiri oleh kurang lebih 150 orang dari pemerintah terkait tingkat kecamatan hingga desa-desa tetangga, sekolah, dan media. Selain kegiatan peluncuran, pada hari yang sama dilakukan juga pelatihan fasilitator bagi kurang lebih 15 calon narasumber/fasilitator/guru terutama untuk menyamakan persepsi terkait metode ajar. Karena, hampir seluruh narasumber sudah tahu dan memahami materi ajar, walaupun belum ada modul pembelajaran.

Karena itulah, pasca peluncuran, tim penyusun kurikulum para tetua adat, pemuda, dan perempuan adat bekerja sama menyusun kurikulum berbasis nilai-nilai lokal untuk materi pengajaran di sekolah adat. Rancangan modul pembelajaran dihasilkan mencakup: lelintih nemu gelang – sistem upacara adat yang diwariskan turun-temurun, dangkayan – tempat suci dan sejarahnya, dan Jenis-jenis air untuk prosesi adat – kegunaan dan proses pembuatan air suci. Saat ini, modul pembelajaran masih dalam tahap finalisasi dan akan dicetak setelah mendapat persetujuan dari masyarakat Desa Adat Pedawa.

Untuk memastikan pasraman tetap berjalan serta mendukung kemandirian ekonomi desa, Desa Adat Pedawa juga merencanakan pendirian Badan Usaha Milik Desa Adat (BUPDA). Dana tahunan yang dialokasikan desa adat hanya Rp10 juta—belum cukup untuk mendukung operasional dan pengembangan sekolah adat. Diskusi antara prajuru desa dan tim pasraman membahas peluang usaha desa wisata ekologis di Pedawa untuk menopang pendanaan sekolah adat. Pada Oktober 2024 diputuskan, pasraman akan dikembangkan menjadi “Pusat Belajar Bali Aga”, bukan cuma tentang pendidikan adat, tetapi juga bisa menjadi sumber pendapatan untuk keberlanjutan sekolah adat.

Selain fokus pada pendidikan adat, Desa Adat Pedawa juga melaksanakan konservasi lingkungan untuk mereduksi salah satu dampak monokultur di Desa Pedawa, yakni berkurangnya populasi pohon aren. Sebanyak 300 pohon aren dan 150 tanaman penyangga yang ditanam di sekitar 18 sumber mata air desa. Upaya ini tidak hanya bertujuan mengembalikan potensi ekonomi berbasis aren yang turun temurun telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Pedawa tapi juga menjaga keberlangsungan sumber air bersih.

Pohon aren telah lama menjadi bagian penting dalam ekosistem Desa Pedawa.  Aren telah lama berperan sebagai pohon tua penjaga sumber mata air dan menjadi salah satu tumpuan ekonomi masyarakat selama bergenerasi. Aren memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama dalam produksi gula aren dan produk turunan lainnya. Pohon aren yang dulu melimpah, kini semakin tergerus oleh alih fungsi lahan menjadi perkebunan cengkeh. Jika dibiarkan, dampak buruk pasti merambat, mulai dari krisis air hingga hilangnya potensi ekonomi berbasis aren.

Tentu saja, upaya revitalisasi adat dan konservasi tidak mselalu mulus. Musim hujan tidak menentu dan keterbatasan waktu para fasilitator sempat memperlambat jalannya program. 

Pasraman Adat Manik Empul bukan hanya pusat pendidikan adat, tetapi juga pilar utama dalam membangun kesadaran ekologis masyarakat. Dengan menggabungkan pendidikan adat dan konservasi dengan penanaman aren, Desa Adat Pedawa berusaha memastikan masa depan yang lestari. Tidak hanya untuk alam, tetapi juga agar generasi mendatang tetap memiliki sumber penghidupan berkelanjutan.

Scroll to Top