
Desa Adat Pedawa
Program
Menjaga Warisan Bali Aga : Revitalisasi Pengetahuan Adat dan Konservasi Aren di Desa Adat Pedawa
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Desa Adat Pedawa, salah satu desa tua Bali Aga di Kabupaten Buleleng, Bali, tengah berjuang mempertahankan budaya dan kearifan di tengah arus perubahan. Bali Aga atau Bali Mula merupakan sub-suku Bali yang diyakini sebagai penduduk asli Bali. Namun, perkembangan teknologi dan perubahan sosial membuat generasi muda Bali dirasa makin jauh dari nilai-nilai adat. Selain itu, maraknya praktik monokultur perkebunan cengkeh mengancam keseimbangan ekosistem lingkungan.
Untuk menjawab tantangan ini, Desa Adat Pedawa mendirikan Sekolah (Pasraman*) Adat Manik Empul—sekolah adat yang menjadi ruang belajar lintas generasi. Disini pengetahuan adat dihidupkan kembali dan kesadaran ekologis masyarakat dibangun.
*Pasraman adalah lembaga pendidikan khusus bidang agama Hindu.
Peluncuran Pasraman Adat Manik Empul dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2024, dihadiri oleh kurang lebih 150 orang dari pemerintah terkait tingkat kecamatan hingga desa-desa tetangga, sekolah, dan media. Selain kegiatan peluncuran, pada hari yang sama dilakukan juga pelatihan fasilitator untuk 15 calon narasumber/fasilitator/guru terutama untuk menyamakan persepsi terkait metode ajar. Karena, hampir seluruh narasumber sudah tahu dan memahami materi ajar, walaupun belum ada modul pembelajaran.
Pasca peluncuran, tim penyusun kurikulum para tetua adat, pemuda, dan perempuan adat bekerja sama menyusun kurikulum berbasis nilai-nilai lokal untuk materi pengajaran di sekolah adat. Rancangan modul pembelajaran dihasilkan mencakup: lelintih nemu gelang – sistem upacara adat yang diwariskan turun-temurun, dangkayan – tempat suci dan sejarahnya, dan jenis-jenis air untuk prosesi adat – kegunaan dan proses pembuatan air suci. Saat ini, modul pembelajaran masih dalam tahap finalisasi dan akan dicetak setelah mendapat persetujuan dari masyarakat Desa Adat Pedawa.
Untuk memastikan pasraman tetap berjalan serta mendukung kemandirian ekonomi desa, Desa Adat Pedawa juga merencanakan pendirian Badan Usaha Milik Desa Adat (BUPDA). Dana tahunan dialokasikan untuk desa adat hanya Rp10 juta—belum cukup untuk mendukung operasional dan pengembangan sekolah adat. Diskusi antara prajuru desa dan tim pasraman membahas peluang usaha desa wisata ekologis di Pedawa untuk menopang pendanaan sekolah adat. Pada Oktober 2024 diputuskan, pasraman akan dikembangkan menjadi “Pusat Belajar Bali Aga”, bukan cuma tentang pendidikan adat, tetapi juga bisa menjadi sumber pendapatan untuk keberlanjutan sekolah adat.
Selain fokus pada pendidikan adat, Desa Adat Pedawa juga melaksanakan konservasi lingkungan untuk mereduksi salah satu dampak monokultur di Desa Pedawa, yakni berkurangnya populasi pohon aren. Pohon aren dulu melimpah, namun kini semakin tergerus oleh alih fungsi lahan menjadi perkebunan cengkeh. Pohon aren telah lama menjadi bagian penting dalam ekosistem Desa Pedawa. Aren telah lama berperan sebagai pohon tua penjaga sumber mata air dan menjadi salah satu tumpuan ekonomi masyarakat selama bergenerasi. Jika tergerusnya populasi aren ini dibiarkan berlarut, dampak buruk pasti merambat, mulai dari hilangnya potensi ekonomi hingga krisis air.
Padahal, keberlangsungan sumber mata air sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan adat dan budaya Masyarakat Pedawa. Mereka memiliki seperangkat pengetahuan dan kearifan lokal tentang pemanfaatan dan keberadaan air, dikenal dengan istilah kayuan, –sumber air atau mata air yang disakralkan untuk upacara adat dan keagamaan-. Air suci dalam pandangan Masyarakat Pedawa tidak hanya diperoleh dari air yang disucikan oleh para pemuka agama atau pemangku adat, tapi juga air yang bersumber langsung dari alam, seperti air dari mata air, air sungai, dan air embun.
Karena itulah, untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, sebanyak 300 pohon aren dan 150 tanaman penyangga kemudian ditanam di sekitar 18 sumber mata air Desa Pedawa. Upaya ini tidak hanya bertujuan mengembalikan potensi ekonomi berbasis aren yang turun temurun telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Pedawa tapi juga menjaga keberlangsungan sumber air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun air suci untuk keperluan upacara adat dan keagamaan
Pasraman Adat Manik Empul bukan hanya pusat pendidikan adat, tetapi juga pilar utama dalam membangun kesadaran ekologis masyarakat. Dengan menggabungkan pendidikan adat dan konservasi dengan penanaman aren, Desa Adat Pedawa berusaha memastikan masa depan lestari. Tidak hanya untuk alam, tetapi juga agar generasi mendatang tetap memiliki sumber penghidupan berkelanjutan.