![S2A1004 [Kelompok Peternak Kambing Uwairatu Masyarakat Adat Pamboang] S2A1004 [Kelompok Peternak Kambing Uwairatu Masyarakat Adat Pamboang]](https://nusantarafund.org/wp-content/uploads/elementor/thumbs/S2A1004-Kelompok-Peternak-Kambing-Uwairatu-Masyarakat-Adat-Pamboang-r0ztcmqnzmwf3i1k0gb7hogvo46k70s38cx3ygjbqo.jpg)
Kelompok Peternak Kambing Uwairatu | Masyarakat Adat Pamboang
Program
Mendorong Pemanfaatan Wilayah Adat Masyarakat Adat Pamboanf melalui Pengembangan Usaha Peternakan Kambing dan Pembangunan Fasilitas Pendidikan Baruga
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Berdaulat di Tanah Adat: Peternakan Kambing dan Baruga Masyarakat Adat Pamboang
Bagaimana jika tanah leluhur yang menjadi sumber penghidupanmu terancam hilang? Bagi Masyarakat Adat Pamboang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, ini adalah kenyataan pahit yang mereka hadapi. Kehadiran tambang galian C di Wilayah Adat Pamboang telah menyebabkan kerusakan lingkungan, hilangnya lahan produktif, serta perubahan sosial yang berdampak pada kehidupan mereka.
Namun, Masyarakat Adat Pamboang tidak tinggal diam. Mereka membangun peternakan kambing dan mendirikan Baruga, tempat berkumpul dan belajar, untuk memperkuat ekonomi komunitas sekaligus menjaga lingkungan dan budaya mereka. Untuk memanfaatkan tanah adat dengan lebih baik, Masyarakat Adat Pamboang mulai beternak kambing. Kandang kambing yang memadai dibangun, pelatihan pengelolaan ternak kambing juga dilakukan. Saat ini, 15 ekor kambing sudah dikembangbiakkan oleh Kelompok Peternak Kambing Uwairatu.
Selain itu, mereka menanam lebih dari 1.200 pohon Indigofera (tarum) dan Gamal tersebar di area seluas 5 hektar untuk suplai pakan ternak. Penanaman terutama dilakukan di titik-titik kritis wilayah Adat Pamboang. Kedua tanaman ini dipilih karenan perawatannya mudah, dapat tumbuh baik di lahan yang kurang subur, dan memiliki kandungan protein tinggi yang baik untuk kambing. Selain untuk pakan ternak, tanaman tarum juga memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pewarna alami. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mendorong pemanfaatan Wilayah Adat dalam meningkatkan produktivitas peternakan tetapi juga membuka peluang usaha baru.
Selain peternakan, Masyarakat Adat Pamboang mendirikan Baruga sebagai tempat berkumpul, berdiskusi, belajar, pusat informasi. Baruga juga digunakan untuk pertemuan formal dan informal yang membahas berbagai isu strategis dalam kerangka perjuangan masyarakat adat Pamboang untuk berdaulat, mandiri dan bermartabat.
Situasi dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas tambang di wilayah adat, perlindungan wilayah adat, pendidikan politik, pengawalan Implementasi PERDA Masyarakat Adat di Kabupaten Majene, termasuk pengembangan usaha peternakan kambing juga telah dibahas di Baruga. Konsolidasi dalam pertemuan-pertemuan ini juga diharapkan dapat semakin memperkuat solidaritas Masyarakat Adat Pamboang. Baruga juga memiliki perpustakaan yang menjadi sumber bacaan dan pengetahuan bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Peternakan kambing membantu meningkatkan pendapatan warga, sementara penanaman pohon tarum dan gamal sekaligus juga dapat mengembalikan kesuburan lahan. Baruga menjadi pusat pembelajaran dan penguatan komunitas, tempat masyarakat berbagi pengetahuan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan semakin kuatnya ekonomi berbasis adat, harapan Masyarakat Adat Pamboang akan lebih banyak warga yang memilih menjaga tanah leluhur mereka daripada menyerahkannya untuk diekploitasi oleh industri ekstraktif yang merusak lingkungan.