TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2025

$550,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S2K1029 [Kelompok Tani Sewu Bewa Kelompok Tani Ripi Walo]

Kelompok Tani Sewu Bewa | Kelompok Tani Ripi Walo

Program

Penguatan Kapasitas Penguasaan Lahan melalui Pengembangan Usaha Pertanian Berkelanjutan

Organisasi Pendamping
KPA
Lokasi
Sikka, Nusa Tenggara Timur
Pendanaan Langsung
Rp71,490,000
Periode
Mulai
04/05/2024
Berakhir
30/10/2024
Target
Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Adaptasi Iklim dan Mitigasi Tambang Emas melalui Pertanian Organik

Bagi Kelompok Tani Sewu Bewa dan Ripi Walo di Desa Liakutu, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, tanah bukan sekadar tempat bertani—tanah adalah hidup mereka. Sebagai petani lahan kering, mereka mengandalkan tanaman pangan seperti padi dan jagung, serta komoditas seperti kemiri, kakao, dan kopi. Namun, sejak 2003, mereka menghadapi ancaman eksploitasi tambang emas yang berpotensi merusak ekosistem, menurunkan kualitas tanah, dan menghilangkan sumber penghidupan masyarakat.

Deposit emas di wilayah mereka masih tergolong “emas muda” dan baru dapat ditambang dalam 20-30 tahun ke depan. Meski demikian, mereka menyadari bahwa jika tidak ada upaya pencegahan sejak dini, eksploitasi dapat merusak lahan yang telah mereka garap turun-temurun. Demi melindungi tanah mereka, komunitas ini memilih beralih ke pertanian berkelanjutan sebagai strategi mitigasi dan penguatan ekonomi.

Untuk menangkal dampak tambang serta mengatasi penurunan produktivitas akibat pestisida dan perubahan iklim, mereka menerapkan pertanian organik dan metode terasering. Berbagai kegiatan dilakukan, termasuk pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik untuk menjaga kesuburan tanah, pembibitan tanaman umur panjang seperti pala, kacang merah, dan wortel, serta pendampingan teknis dalam pengelolaan usaha tani agar lebih produktif dan berkelanjutan.

Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, mereka memperkuat kapasitas kelompok melalui berbagai inisiatif, seperti pengelolaan sumber daya air dan mata air, yang turut didampingi oleh organisasi Wahana Tani Mandiri (WTM). WTM memberikan pelatihan manajemen kelompok serta sosialisasi tentang pentingnya perlindungan ekosistem sebagai bagian dari ketahanan komunitas.

Saat ini, 34 anggota Kelompok Tani Sewu Bewa dan Ripi Walo telah berhasil menerapkan teknik pertanian berkelanjutan dan mengoptimalkan 34 hektar lahan sebagai sumber ekonomi kolektif. Pengelolaan lahan mencakup penggunaan pupuk organik, praktik konservasi tanah, dan pembibitan tanaman. Lebih dari sekadar bertani, mereka membangun sistem yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga memperkuat komunitas mereka sebelum tambang emas benar-benar mengancam.

Scroll to Top