![S2A1013 [Kelompok Usaha Ternak SIKAMASE komunitas Adat Balla Satanetean] S2A1013 [Kelompok Usaha Ternak SIKAMASE komunitas Adat Balla Satanetean]](https://nusantarafund.org/wp-content/uploads/elementor/thumbs/S2A1013-Kelompok-Usaha-Ternak-SIKAMASE-komunitas-Adat-Balla-Satanetean-r100gjaumv7pxobspkhotlpltkv0shpbeyv0jf3rqo.jpg)
Kelompok Usaha Ternak SIKAMASE | Komunitas Adat Balla Satanetean
Program
Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat Adat melalui Pengembangan Budidaya Ternak Ayam Kampung Ramah Lingkungan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Jaga Adat Kuatkan Ekonomi: Budidaya Ayam Kampung SIMAKASE
Komunitas Masyarakat Adat Balla Satanetean merupakan bagian dari Masyarakat Adat Pitu Ulunna Salu Kondosapata Uai Sapalelean di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Kehidupan sosial mereka berlandaskan tradisi adat atau kehadatan, mencakup bahasa, upacara, serta berbagai kebiasaan yang selaras dengan alam. Salah satu aspek penting dalam kehadatan adalah pelaksanaan ritual adat yang masih dijaga hingga kini, dengan ayam kampung sebagai bahan baku utama dalam berbagai prosesi sakral.
Salah satu tradisi yang terus dipertahankan adalah kewajiban setiap keluarga membawa satu ekor ayam kampung saat ritual adat sebagai bentuk partisipasi dan dukungan terhadap pelaksanaan upacara adat. Salah satu ritual yang masih berlangsung hingga kini adalah “Ma’Rompo Bamba,” secara harfiah berarti “pagar wilayah.” Ritual warisan leluhur ini bertujuan memohon perlindungan dari Sang Pencipta agar wabah penyakit tidak memasuki wilayah adat. Tradisi tersebut dilaksanakan saat pandemi Covid-19 melanda beberapa tahun lalu.
Dalam prosesi “Ma’Rompo Bamba,” tiga ekor ayam jantan, beras hitam, dan beras putih dalam jumlah tertentu disiapkan. Semua bahan kemudian dimasukkan ke dalam bambu, dibakar hingga matang, lalu ditempatkan di tempat persembahan yang disebut Kabombongan.
Terletak di wilayah terpencil dengan infrastruktur terbatas, sangat membatasi akses Komunitas Masyarakat Adat Balla Satanetean akan informasi. Kurang akses jadi kurang peluang, kondisi ini turut berkontribusi terhadap ketidakstabilan ekonomi berkepanjangan. Namun, dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, komunitas mulai mengatasi tantangan tersebut dengan menangkap menangkap tingginya peluang pasar ayam kampung, dengan pengembangan peternakan ramah lingkungan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk beriring dengan meningkatnya permintaan pasar, peternakan ayam kampung memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh dan menjadi sumber pendapatan utama bagi komunitas. Peternakan juga menjawab kebutuhan bahan baku untuk ritual adat, berkontribusi terhadap pelestarian tradisi. Selain itu, usaha peternakan ambil peran juga sebagai sumber penyedia protein hewani bagi masyarakat setempat, menjamin kedaulatan pangan lokal.
Dalam rangkaian kegiatan yang didampingi oleh AMAN Kondosapata, sebanyak 25 anggota Kelompok Usaha Ternak Sikamase dari Komunitas Masyarakat Adat Balla Satanetean mendapatkan pelatihan intensif dalam budidaya ayam kampung, meliputi teknik pemilihan bibit unggul, perawatan ayam berbasis ramah lingkungan, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternak, serta pengolahan limbah peternakan menjadi kompos.
Program juga mencakup pengadaan peralatan peternakan, pembangunan kandang kolektif, serta pelatihan manajemen usaha. Kini, anggota Kelompok Usaha Ternak Sikamase, termasuk Perempuan Adat, memiliki akses ke kandang kolektif yang memadai serta peralatan pendukung yang sebelumnya tidak tersedia.
Tahu dan mampu, seperti inilah sekarang pengetahuan dan keterampilan anggota Masyarakat Adat Balla Satanetean dalam budidaya ternak ayam kampung. Usaha Ternak Sikamase telah berhasil menghasilkan lebih dari 1.000 ekor ayam kampung siap jual, tidak hanya memenuhi kebutuhan upacara adat, tetapi juga juga memperkuat kerja sama dan solidaritas kelompok, serta membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi komunitas.