
Komunitas Basigaro
Program
Mendorong Pembangunan Ekonomi Desa Lewat Aspek Pengelolaan SDA di Desa Samo yang Berbasis Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Hutan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Upaya Kolektif Mewujudkan Keadilan Agraria dan Ketahanan Pangan
Komunitas Basigaro merupakan komunitas yang didirikan oleh masyarakat Desa Samo, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Para anggota Komunitas Basigaro mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan. Topografi wilayah Desa Samo beragam, dari wilayah yang landai hingga bergunung-gunung, serta dikelilingi hutan dan daerah aliran sungai (DAS). Sistem pertanian yang dipraktikkan di Desa Samo masih bersifat tradisional dan bergantung pada musim. Dalam setahun, masyarakat bisa menanam padi sebanyak dua kali, dan setiap panen dapat menghasilkan 2 sampai 3 ton gabah.
Hutan di Desa Samo dulunya sangat rimbun. Namun, selama berpuluh-puluh tahun, hutan tersebut mengalami kerusakan akibat aktivitas eksploitasi bermodal besar. Persoalan tidak berhenti di situ. Masyarakat Desa Samo juga tidak memiliki informasi terkait tapal batas lahan milik mereka. Ketiadaan informasi tapal batas ini sangat rawan menimbulkan konflik, terutama dalam kasus pencaplokan lahan oleh pihak luar.
Oleh sebab itu, dengan dukungan pendanaan dari Nusantara Fund, Komunitas Basigaro mengajukan inisiatif yang mendukung penguatan legalitas lahan dan praktik pertanian. Ada tiga inisiatif yang diajukan oleh Komunitas Basigaro, yaitu: pelatihan pemetaan partisipatif, pembangunan pusat pendidikan rakyat, dan pengadaan sarana pertanian. Dalam pelaksanaan program, terdapat satu inisiatif yang tidak tercapai, yakni pembangunan pusat pendidikan rakyat.
Pelatihan pemetaan partisipatif diselenggarakan pada 26–28 Februari 2024 di Aula Kantor Desa Samo. Peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berjumlah 20 orang. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai batas wilayah, sehingga mereka memiliki dasar legal atas tanah saat menghadapi konflik. Selain itu, pemetaan partisipatif juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi di masing-masing wilayah. Hasil dari pelatihan ini antara lain berupa peta lahan dan sejarah desa. Wilayah yang berhasil dipetakan seluas 7.923,19 hektare.
Sementara itu, untuk pengadaan sarana pertanian, Komunitas Basigaro memanfaatkan pendanaan dari Nusantara Fund untuk membeli hand tractor mini yang dapat digunakan secara kolektif dan dikelola langsung oleh komunitas. Komunitas Basigaro juga mengadakan sarana pertanian lain yang menunjang aktivitas pertanian warga.
Program pendanaan untuk Komunitas Basigaro ini memberikan manfaat langsung kepada 679 anggota komunitas. Namun, jika mempertimbangkan dampak tidak langsung, terutama melalui pembelajaran atas keberhasilan Komunitas Basigaro dalam pemetaan wilayah dan pertanian kepada komunitas lain di sekitarnya, program ini diperkirakan mampu memberikan dampak kepada lebih dari 10.000 jiwa yang tinggal di wilayah Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan.