TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S2A1001 [Komunitas Masyarakat Adat Pusu]
Sumber Foto : Komunitas Masyarakat Adat Pusu

Komunitas Masyarakat Adat Pusu

Program

Pemanfaatan Wilayah Adat dengan Konsep Pangan Lestari sebagai Usaha Kemandirian Sekolah Adat

Organisasi Pendamping
AMAN
Lokasi
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
15/05/2024
Berakhir
15/10/2024
Target
Hak & Pengakuan atas Wilayah Adat, Wilayah Kelola Rakyat, serta Lokasi Prioritas Reforma Agraria Sejati, Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Sejak didirikan pada Maret 2020, Sekolah Adat Pusu telah menjadi pusat pembelajaran bagi anak-anak adat untuk mendalami seni, sejarah leluhur, ilmu tua, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Namun, perjalanan mempertahankan sekolah adat  tidak selalu mulus. Keterbatasan fasilitas dan minimnya tenaga pengajar kerap menghambat keberlangsungan sekolah adat.

Masyarakat Adat Pusu tidak tinggal diam. Mereka menemukan solusi tumbuh kembang yang berpijak pada potensi lokal: budidaya hortikultura sayur mayur dan perikanan bioflok di lahan kolektif. Strategi pengelolaan kolektif diterapkan, yang melibatkan seluruh anggota komunitas, termasuk pemuda/i dan perempuan adat dalam pengelolaan dan operasional harian. Perempuan Adat kemudian memperkuat peran mereka dengan membentuk 3 kelompok budidaya hortikultura, mereka berkomitmen memberikan kontribusi keuntungan hasil usaha untuk sekolah adat. 

Dalam sistem pengelolaan kolektif yang disepakati, sebanyak 50% dari keuntungan usaha dialokasikan untuk mendukung operasional Sekolah Adat Pusu. Dana ini digunakan untuk insentif tenaga pengajar, peningkatan fasilitas, serta keberlanjutan sekolah adat. Investasi Masyarakat Adat Pusu di kebun hortikultura dan perikanan bioflok kolektif adalah agar sekolah adat Pusu tidak sekedar bertahan,  tapi dapat tumbuh berkembang.

Di bidang hortikultura, komunitas Masyarakat Adat Pusu membudidayakan berbagai jenis sayuran seperti cabai, tomat, terong, kacang panjang, sawi, kubis, dan kentang. Masing-masing ditanam di lahan kolektif seluas 10 are. Siklus tanam hingga panen memakan waktu sekitar 3–4 bulan, dengan perkiraan paling tidak tiga kali panen dalam setahun. 

Sementara itu, perikanan bioflok membudidayakan ikan air tawar seperti lele, nila, dan patin. Sejumlah 6000 bibit ikan ditebar di tiga kolam budidaya bioflok yang dibangun. Panen ikan dapat dilakukan dua kali dalam setahun, per kali panen total bisa mencapai 900 kg. Proyeksi minimal laba kotor di luar biaya tetap per panen dari semua usaha kolektif pertanian dan perikanan tak kurang dari Rp17 Juta.

Program ini tidak hanya memastikan penguatan perekonomian serta menjaga suplai sayur mayur dan protein bagi komunitas, tetapi juga menjadi ruang belajar bagi anak-anak Sekolah Adat Pusu. Mereka belajar dan mempraktikkan keterampilan bertani dan beternak berbasis kearifan lokal, sebuah pembelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolah formal.  Sekolah adat Pusu menunjukkan bagaimana pendidikan adat melengkapi sistem pendidikan formal. 

Scroll to Top