
Komunitas Mosintuwu
Program
Gerakan Komunitas untuk Perlindungan Sumber Air dan Hutan Madu
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Berdaulat di Tanah Adat: Peternakan Kambing dan Baruga untuk Pamboang
Terbayangkah jika tanahmu, sumber penghidupanmu, dan warisan nenek moyangmu terancam hilang? Bagi Masyarakat Adat Pamboang, ini adalah kenyataan yang mereka hadapi setiap hari. Namun itu tidak menyurutkan upaya mereka untuk tetap menjaga tradisi dan alam. Dengan membangun peternakan kambing lengkap dengan fasilitas pendidikan, Masyarakat Adat Pamboang memulai langkah daulat ekonomi yang sejalan dengan menjaga alam dan tradisi.
Masyarakat Adat Pamboang, yang terletak di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, telah lama menjaga tradisi dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Namun, kehadiran perusahaan tambang galian C di wilayah adat mereka telah menyebabkan kerusakan ekologis, hilangnya lahan yang menjadi penopang ekonomi masyarakat adat, dan mengubah tatanan sosial yang menjadi fondasi kehidupan mereka. Oleh karena itu, Masyarakat Adat Pamboang memutuskan untuk mengoptimalkan kelola tanah adatnya dengan membangun peternakan kambing dan pembangunan fasilitas pendidikan Baruga.
Di lahan kritis, Masyarakat Adat Pamboang menanam pohon indigofera dan gamal sebagai pakan ternak untuk mendukung pengembangan usaha peternakan kambing. Pohon Indigofera dipilih karena mampu tumbuh dengan baik di lahan kritis. Sedang pohon Gamal juga dikenal sebagai pakan ternak berkualitas dengan kandungan protein yang cukup tinggi. Masyarakat Adat Pamboang mampu menanam lebih dari 1.200 pohon Indigofera dan Gamal, di atas lahan seluas 5 hektar. Hasil tanam akan digunakan untuk pakan 15 ekor kambing. Fasilitas kandang yang memadai dan pelatihan manajemen ternak juga diadakan untuk keberlanjutan usaha.
Bangunan Baruga dibangun menjadi tempat diskusi, konsolidasi, dan pendidikan yang melibatkan pemuda, perempuan adat, dan para pemangku adat dalam upaya memperkuat solidaritas masyarakat. Baruga juga digunakan untuk pertemuan formal dan informal yang membahas berbagai isu strategis seperti perlindungan wilayah adat, pendidikan politik, dan pengembangan usaha peternakan.