![S2008-A1 [Komunitas Negeri Laiyuen] S2008-A1 [Komunitas Negeri Laiyuen]](https://nusantarafund.org/wp-content/uploads/elementor/thumbs/S2008-A1-Komunitas-Negeri-Laiyuen-r34xx6pw0pvzufkixq266hombp1ndadhnddh5zyfjk.jpg)
Komunitas Negeri Laiyuen
Program
Pemberdayaan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Adat Komunitas Laiyuen dalam Usaha Produksi Gula Merah dan Rehabilitasi Lahan Kritis
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Hidupkan Lahan Kritis dan Kuatkan Ekonomi dari Gula Aren : Komunitas Masyarakat Adat Laiyuen
Negeri Laiyuen, yang terletak di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, adalah komunitas Masyarakat Adat yang menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian dan hutan. Berada di kawasan pegunungan, masyarakat negeri ini—yang terdiri dari 50 kepala keluarga dengan total 307 jiwa—menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Salah satu komoditas unggulan yang menopang ekonomi mereka adalah pohon aren, yang melimpah di wilayah adat Laiyuen. Dari pohon ini, mereka memproduksi gula aren, yang kemudian dijual di pasar-pasar lokal sebagai sumber pendapatan utama.
Di sisi lain, kondisi Wilayah Adat yang berbukit dan cenderung gersang jadi masalah. Sehingga kerap mengalami kebakaran saat musim kemarau, memperburuk kondisi lahan yang sudah kritis. Menyadari pentingnya kelestarian lingkungan sekaligus keberlanjutan ekonomi, masyarakat adat Laiyuen berinisiatif melakukan rehabilitasi lahan kritis. Program ini mencakup penanaman 650 bibit tanaman keras produktif seperti pala, cengkeh, dan rambutan di area seluas 10 hektare. Selain untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan, langkah ini juga bertujuan memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.
Kegiatan rehabilitasi lahan tidak hanya sekadar menanam agar rimbun hutan adat kembali, tetapi juga membangun kesadaran dan menggalang soliditas bahwa kebakaran hutan bukan sekadar masalah individu, melainkan tanggung jawab bersama. Wilayah adat adalah aset bersama komunitas yang harus dijaga dan dikelola secara kolektif.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Komunitas Adat Laiyuen juga mengembangkan produksi gula aren tradisional. Melalui pelatihan dengan pemateri dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Seram Barat, sebanyak 28 anggota komunitas—terdiri dari 16 perempuan dan 12 laki-laki—mendapat pembekalan tentang teknik produksi yang memenuhi standar kualitas pangan serta strategi pemasaran. Selain itu, dibangun rumah produksi dan disediakan peralatan peralatan produksi guna meningkatkan efisiensi dan kualitas gula aren tanpa meninggalkan metode tradisional.
Dengan kombinasi metode pengolahan tradisional dan standar produksi yang lebih baik, gula aren produksi Laiyuen kini tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi juga mulai menjangkau ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat.