TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2025

$550,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S2008-A1 [Komunitas Negeri Laiyuen]

Komunitas Negeri Laiyuen

Program

Pemberdayaan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Adat Komunitas Laiyuen dalam Usaha Produksi Gula Merah dan Rehabilitasi Lahan Kritis

Organisasi Pendamping
AMAN
Lokasi
Seram Barat, Maluku
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
04/05/2024
Berakhir
31/10/2024
Target
Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Hidupkan Lahan Kritis dan Kuatkan Ekonomi dari Gula Aren : Komunitas Masyarakat Adat Laiyuen

Negeri Laiyuen, yang terletak di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, adalah komunitas Masyarakat Adat yang menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian dan hutan. Berada di kawasan pegunungan, masyarakat negeri ini—yang terdiri dari 50 kepala keluarga dengan total 307 jiwa—menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Salah satu komoditas unggulan yang menopang ekonomi mereka adalah pohon aren, yang melimpah di wilayah adat Laiyuen. Dari pohon ini, mereka memproduksi gula aren, yang kemudian dijual di pasar-pasar lokal sebagai sumber pendapatan utama.

Di sisi lain, kondisi Wilayah Adat yang berbukit dan cenderung gersang jadi masalah. Sehingga kerap mengalami kebakaran saat musim kemarau, memperburuk kondisi lahan yang sudah kritis. Menyadari pentingnya kelestarian lingkungan sekaligus keberlanjutan ekonomi, masyarakat adat Laiyuen berinisiatif melakukan rehabilitasi lahan kritis. Program ini mencakup penanaman 650 bibit tanaman keras produktif seperti pala, cengkeh, dan rambutan di area seluas 10 hektare. Selain untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan, langkah ini juga bertujuan memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.

Kegiatan rehabilitasi lahan tidak hanya sekadar menanam agar rimbun hutan adat kembali, tetapi juga membangun kesadaran dan menggalang soliditas bahwa kebakaran hutan bukan sekadar masalah individu, melainkan tanggung jawab bersama. Wilayah adat adalah aset bersama komunitas yang harus dijaga dan dikelola secara kolektif.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Komunitas Adat Laiyuen juga mengembangkan produksi gula aren tradisional. Melalui pelatihan dengan pemateri dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Seram Barat, sebanyak 28 anggota komunitas—terdiri dari 16 perempuan dan 12 laki-laki—mendapat pembekalan tentang teknik produksi yang memenuhi standar kualitas pangan serta strategi pemasaran. Selain itu, dibangun rumah produksi dan disediakan peralatan peralatan produksi guna meningkatkan efisiensi dan kualitas gula aren tanpa meninggalkan metode tradisional.

Dengan kombinasi metode pengolahan tradisional dan standar produksi yang lebih baik, gula aren produksi Laiyuen kini tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi juga mulai menjangkau ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat.

Scroll to Top