![S2W1051 [Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa Nagari Guguak Malalo Malalo Tigo Jurai] S2W1051 [Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa Nagari Guguak Malalo Malalo Tigo Jurai]](https://nusantarafund.org/wp-content/uploads/elementor/thumbs/S2W1051-Masyarakat-Adat-Kaum-Datuk-Rangkayo-Endah-Suku-Muara-Basa-Nagari-Guguak-Malalo-Malalo-Tigo-Jurai-r0zw18lien5ccpprw7mtraudls0nb4axuipnm9ao8g.jpg)
Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa | Nagari Guguak Malalo | Malalo Tigo Jurai
Program
Pembangunan Pusat Pendidikan Adat dan Ekologi di Malalo Tigo Jurai, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Merajut Tradisi, Menjaga Alam: Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa
Perubahan tidak akan terjadi dalam waktu semalam, termasuk di Nagari Guguak Malalo. Berbagai tantangan mulai dari perambahan tanah ulayat hingga degradasi ekosistem, dijawab oleh Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa dengan membangun pusat pendidikan adat dan ekologi. Pusat Pendidikan Adat dan Ekologi ini menjadi tonggak baru dalam memperkuat kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa di Nagari Guguak Malalo, Malalo Tigo Jurai yang didominasi oleh petani, peladang, dan nelayan, telah lama menjadi penjaga warisan budaya Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Namun, selama hampir tiga dekade mereka menghadapi perambahan tanah ulayat, ancaman pembangunan proyek strategis, juga degradasi ekosistem. Untuk itu, mereka mendirikan Pusat Pendidikan Adat dan Ekologi di tanah ulayat mereka.
Tujuan utama Pondok belajar adat dan ekologi menjadi ruang inklusif untuk menransfer nilai-nilai adat dan pengetahuan ekologis. Rangkaian kegiatan ini meliputi pembangunan infrastruktur seperti pondok belajar dan kolam ikan, pengembangan area penjemuran kopi, serta pelaksanaan sekolah lapang berbasis agroekologi. Ini adalah wadah diskursus lintas generasi, mempertemukan ninik mamak dengan orang muda dalam suasana kekeluargaan. Filosofi “Alam Takambang Jadi Guru” diwujudkan dalam setiap praktik pendidikan dan pelatihan yang menjadikan alam sebagai sumber inspirasi sekaligus media belajar.
Bangunan pondok belajar seluas 8 x 5 meter telah selesai dalam waktu satu bulan, lengkap dengan kolam ikan sebagai bagian dari praktikum agroekologi. Selain itu, lantai dasar pondok telah dioptimalkan menjadi sasaran silek dan latihan randai, yang memperkuat kembali tradisi seni dan budaya lokal yang mulai pudar. Pusat pendidikan menjadi titik awal untuk mengurangi kesenjangan pengetahuan antar generasi di Masyarakat Adat Kaum Datuk Rangkayo Endah Suku Muara Basa, sekaligus memperkuat solidaritas Masyarakat Adat dalam menghadapi berbagai tantangan.