TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2025

$550,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S2W1048 [Masyarakat Desa Sungai Cemara]

Masyarakat Desa Sungai Cemara

Program

Pemulihan dan Perlindungan Wilayah Mangrove Desa Cemara dari Ancaman Perubahan Iklim untuk Keberlanjutan Hidup Masyarakat dan Lingkungan

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Tanjung Jabung Timur, Jambi
Pendanaan Langsung
Rp100,000,000
Periode
Mulai
13/05/2024
Berakhir
30/10/2024
Target
Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Masyarakat Desa Sungai Cemara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, tinggal di wilayah dengan hamparan hutan mangrove dan pantai yang sangat luas. Hutan mangrove ini bukan cuma ekosistem penting bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi tempat singgah bagi burung migran dan harimau Sumatera. Secara turun-temurun, warga menggantungkan hidup pada keberadaan mangrove dan laut sebagai sumber mata pencaharian utama. Selain berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi desa dari abrasi dan gelombang pasang, kawasan mangrove seluas 810 hektare ini juga termasuk wilayah tangkap nelayan tradisional, yang bergantung pada hasil laut seperti ikan, kepiting, dan udang.

Dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem, Masyarakat Desa Sungai Cemara memanfaatkan Pendanaan Langsung Nusantara Fund untuk melakukan restorasi hutan mangrove. Sebanyak 506 warga terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut juga memperhatikan komposisi gender, dengan memberikan porsi yang besar untuk keterlibatan perempuan dan kelompok muda dalam upaya pelestarian alam.

Pelaksanaan restorasi dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama-tama, masyarakat dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan pemetaan partisipatif. Tujuan pemetaan partisipatif ialah memetakan wilayah mana saja yang termasuk area konservasi, mengidentifikasi lahan kritis yang perlu direhabilitasi, dan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya alam. Hasil pemetaan menjadi dasar bagi pengelolaan sumber daya alam yang lebih terorganisir ke depan. Selanjutnya, dilakukan pendidikan dan pelatihan budidaya mangrove, fokus pada praktik pembibitan serta teknik penanaman untuk memperbesar peluang hidup mangrove yang ditanam.

Tahap berikutnya, warga membangun rumah bibit dengan kapasitas hingga 5.000 bibit mangrove. Dalam tahap ini, kelompok perempuan memiliki peran besar, terutama dalam proses pembibitan dan perawatan bibit. Sebanyak 3.400 bibit berhasil tumbuh sehat di rumah bibit, 2.000 bibit kemudian ditanam di lahan kritis yang telah teridentifikasi melalui pemetaan partisipatif. Setelah penanaman, pengawasan dan perawatan dilakukan secara berkala guna memastikan tingkat keberhasilan hidup bibit mangrove hingga tumbuh semakin besar.

Upaya restorasi hutan mangrove tidak hanya memberikan manfaat bagi Desa Sungai Cemara, tetapi juga bagi desa-desa sekitar dalam satu lingkup kecamatan. Selain sebagai pelindung alami -dari abrasi, gelombang pasang, dan perubahan iklim-, hutan mangrove itu nantinya juga memberikan manfaat sebagai penjaga biodiversitas pesisir dan laut. Dari sisi ekonomi, masyarakat juga tengah mengembangkan potensi ekowisata berbasis mangrove, yang diharapkan dapat jadi tumpuan ekonomi alternatif Masyarakat Desa Sungai Cemara ke depan.

Scroll to Top