![S2W1048 [Masyarakat Desa Sungai Cemara] S2W1048 [Masyarakat Desa Sungai Cemara]](https://nusantarafund.org/wp-content/uploads/elementor/thumbs/S2W1048-Masyarakat-Desa-Sungai-Cemara-r27watrbl7twc38wssl8sknw7iq16qozkkisxj0ze8.jpg)
Masyarakat Desa Sungai Cemara
Program
Pemulihan dan Perlindungan Wilayah Mangrove Desa Cemara dari Ancaman Perubahan Iklim untuk Keberlanjutan Hidup Masyarakat dan Lingkungan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Masyarakat Desa Sungai Cemara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, tinggal di wilayah dengan hamparan hutan mangrove dan pantai yang sangat luas. Hutan mangrove ini bukan cuma ekosistem penting bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi tempat singgah bagi burung migran dan harimau Sumatera. Secara turun-temurun, warga menggantungkan hidup pada keberadaan mangrove dan laut sebagai sumber mata pencaharian utama. Selain berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi desa dari abrasi dan gelombang pasang, kawasan mangrove seluas 810 hektare ini juga termasuk wilayah tangkap nelayan tradisional, yang bergantung pada hasil laut seperti ikan, kepiting, dan udang.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem, Masyarakat Desa Sungai Cemara memanfaatkan Pendanaan Langsung Nusantara Fund untuk melakukan restorasi hutan mangrove. Sebanyak 506 warga terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut juga memperhatikan komposisi gender, dengan memberikan porsi yang besar untuk keterlibatan perempuan dan kelompok muda dalam upaya pelestarian alam.
Pelaksanaan restorasi dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama-tama, masyarakat dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan pemetaan partisipatif. Tujuan pemetaan partisipatif ialah memetakan wilayah mana saja yang termasuk area konservasi, mengidentifikasi lahan kritis yang perlu direhabilitasi, dan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya alam. Hasil pemetaan menjadi dasar bagi pengelolaan sumber daya alam yang lebih terorganisir ke depan. Selanjutnya, dilakukan pendidikan dan pelatihan budidaya mangrove, fokus pada praktik pembibitan serta teknik penanaman untuk memperbesar peluang hidup mangrove yang ditanam.
Tahap berikutnya, warga membangun rumah bibit dengan kapasitas hingga 5.000 bibit mangrove. Dalam tahap ini, kelompok perempuan memiliki peran besar, terutama dalam proses pembibitan dan perawatan bibit. Sebanyak 3.400 bibit berhasil tumbuh sehat di rumah bibit, 2.000 bibit kemudian ditanam di lahan kritis yang telah teridentifikasi melalui pemetaan partisipatif. Setelah penanaman, pengawasan dan perawatan dilakukan secara berkala guna memastikan tingkat keberhasilan hidup bibit mangrove hingga tumbuh semakin besar.
Upaya restorasi hutan mangrove tidak hanya memberikan manfaat bagi Desa Sungai Cemara, tetapi juga bagi desa-desa sekitar dalam satu lingkup kecamatan. Selain sebagai pelindung alami -dari abrasi, gelombang pasang, dan perubahan iklim-, hutan mangrove itu nantinya juga memberikan manfaat sebagai penjaga biodiversitas pesisir dan laut. Dari sisi ekonomi, masyarakat juga tengah mengembangkan potensi ekowisata berbasis mangrove, yang diharapkan dapat jadi tumpuan ekonomi alternatif Masyarakat Desa Sungai Cemara ke depan.