Organisasi Tani Lokal (OTL) Mandiri Jaya
Program
Mewujudkan Gerakan DAMARA melalui Penguatan dan Peningkatan Tata Produksi Kebun Durian
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Terang Jalan Petani Mandiri Jaya dengan Kebun Kolektif Durian
Sebagai bagian dari upaya penyelesaian konflik agraria di Desa Bantar, para petani membentuk Organisasi Tani Lokal (OTL) Mandiri Jaya adalah wadah perjuangan masyarakat dalam merebut kembali hak atas tanah. Salah satu strategi perjuangan mereka adalah gerakan Desa Maju Reforma Agraria (DaMaRa), yang menempatkan rakyat sebagai penentu dalam tata kuasa, tata guna, tata produksi, tata distribusi, dan konsumsi untuk mewujudkan kedaulatan dan kesejahteraan petani.
Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, OTL Mandiri Jaya mengembangkan sistem produksi kolektif kebun durian di Blok Cikuya, Cilacap. Blok seluas 79,43 hektar ini sedang dalam proses reklaiming sebagai Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) melalui Lokasi Reforma Agraria (LPRA).
Sebelumnya Organisasi Tani Lokal (OTL) Mandiri Jaya dalam produksi hanya berfokus pada tanaman padi, palawija. Karena, sebagian besar lahan LPRA masih berupa tegalan dan semak belukar dan disana masih terdapat tanaman karet milik PTPN IX di Blok Cikuya yang diawasi ketat oleh pihak keamanan perkebunan. Mengingat terbatasnya akses kelola mereka, OTL Mandiri Jaya berupaya memaksimalkan produktivitas 20 hektar lahan LPRA tersebut untuk dijadikan pemukiman dan kebun kolektif durian. Durian dipilih karena perawatannya relatif mudah, memiliki nilai ekonomi tinggi, serta dapat membantu memperbaiki kondisi tanah.
Untuk memastikan keberhasilan kebun durian, OTL Mandiri Jaya membentuk kelompok kerja yang bertugas mengatur jadwal pekerjaan anggota. Selama hampir enam bulan, para petani bekerja sama dalam menyiapkan lahan, menggali lubang, mengangkut dan mengolah pupuk kompos, menanam bibit, serta mengairi tanaman. Meski penanaman dilakukan di musim kemarau, pohon durian tetap tumbuh dengan baik. Selain penanaman, para anggota juga mendapatkan pelatihan budidaya durian, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik pemeliharaan, hingga pemanfaatan pupuk organik.
Organisasi juga membangun infrastruktur pendukung, termasuk pengerasan jalan, pengalokasian lahan untuk permukiman, serta pembuatan sumur bagi kebutuhan warga dan irigasi kebun. Saat ini, sudah berdiri empat rumah petani, dan 200 bibit durian unggul—Bawor, Musang King, Duri Hitam, Super Tembaga, dan Masmuar—telah tumbuh sehat. Diperkirakan dalam empat tahun ke depan, hasil panen durian akan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi 70 kepala keluarga di Cikuya. Dengan keberadaan kebun durian ini, masyarakat dapat terus memanfaatkan lahan secara produktif sambil tetap memperjuangkan hak atas tanah mereka.