TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
S1074-WALHI Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) Mulyatani Ibun

KPS Mulyatani Desa Ibun

Program

Pengairan Lahan Dalam Revitalisasi Hutan Kawasan Kelola KPS Mulyatani Desa Ibun

Organisasi Pendamping
WALHI
Lokasi
Bandung, Jawa Barat
Pendanaan Langsung
Rp99,680,000
Periode
Mulai
01/02/2024
Berakhir
15/07/2024
Target
Pemetaan Wilayah Adat, Wilayah Kelola Rakyat, dan Lokasi Prioritas Reforma Agraria, Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Akhirnya Air Mengalir di Wilayah Kelola Kami !…

KPS Mulyatani I Desa Ibun, dengan anggota sebanyak 220 Kepala Keluarga (KK), adalah kelompok yang memperoleh hak kelola hutan seluas 245,48 hektar. Wilayah ini mencakup kawasan hutan lindung Pegunungan Kamojang dan Rakutak yang berada di Kecamatan Ibun dan Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebelum berada di bawah pengelolaan KPS Mulyatani I Ibun, kawasan ini didominasi oleh ilalang dengan tegakan pohon hanya sekitar 10% dari luas lahan. Kondisi ini menjadikan kebakaran hutan terjadi hampir di semua musim kemarau.
Sejak menerima izin pengelolaan hutan pada 2017, KPS Mulyatani bersama lembaga pendamping, Lembaga PETA, bergiat melakukan upaya rehabilitasi lahan kritis dan pemulihan ekosistem di wilayah kelola. Mereka menanam tanaman keras seperti rasamala, suren, dan ekaliptus, serta tanaman multifungsi (MPTS) yang bernilai ekonomi dan ekologi, seperti alpukat, nangka, dan jeruk untuk meningkatkan tutupan wilayah sekaligus menaungi tanaman kopi. Tidak hanya itu, sejak kawasan dikelola, kejadian kebakaran hutan menurun drastis, dan dua tahun terakhir tidak ada insiden kebakaran hutan di musim kemarau. Kerja keras para petani mulai membuahkan hasil, sejak tahun 2022 petani sudah bisa secara rutin memanen kopi yang jadi andalan kebun mereka, belum lagi panen dari komoditas lainnya seperti pohon keras atau sayur yang ditanam bersela dengan tanaman kopi.

Meski demikian, masalah kekurangan air di musim kemarau tetap menjadi tantangan utama bagi para petani di kawasan ini. Tanaman seringkali kekurangan air, menyebabkan pertumbuhan yang terhambat, bahkan kematian bibit. Berdasarkan catatan komunitas, hanya sekitar 20-50% tanaman mampu bertahan hidup pada musim kemarau karena minimnya akses air. Selain mempengaruhi hasil panen, keterbatasan air ini juga menjadi batu sandungan bagi upaya pemulihan wilayah kelola.

Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, KPS Mulyatani bersama AP2SI(Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia) selaku pendamping menjalankan program pengairan berbasis pipanisasi dan pompa hidram. Sistem pompa hidram dipilih karena mampu mendorong air dari sumber di dataran rendah ke lahan tinggi tanpa menggunakan bahan bakar konstruksinya sederhana, tidak memerlukan pelumasan, dapat bekerja kontinyu 24 jam, pengoperasiannya mudah dan biaya perawatan lebih murah.

Pada awalnya para petani anggota KPS Mulyatani I Ibun masih sangsi bahwa air dapat mencapai kawasan kelola mereka, karena sumber air yang ada letaknya jauh di bawah lahan yang mereka garap. Dengan belajar dari Gabungan Kelompok Tani Hutan Sejahtera Subang, memberi keyakinan bahwa ada sistem pompa hidram mampu mendorong air dari dataran rendah ke dataran tinggi tanpa menggunakan bahan bakar.

Sistem pipanisasi dilakukan dengan pemasangan pipa dari sumber air ke batas kawasan kelola KPS Mulyatani I Ibun pada Maret-April 2024. Pada 1 Mei 2025, anggota KPS Mulyatani I Ibun bersepakat melakukan kesepakatan merubah rencana anggaran biaya untuk membangun juga sistem pompa hidram agar pengairan dapat mencapai wilayah kelola yang tinggi posisinya. Pada 10 Mei 2024 didapat kesepakatan kolaborasi KPS Mulyatani dengan Gapoktan Hut Sejahtera dari Subang untuk membangun sistem pompa hidram. Perwakilan dari anggota KPS Mulyatani I Ibun juga melakukan kunjungan ke lokasi pompa hidram yang dibangun oleh GapoktanHut Sejahtera Subang di Desa Jambelaer,Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang. Pembangunan sistem pompa hidram dilaksanakan dari pertengahan Mei 2024 sampai dengan awal Juni 2024.

Dua sistem pengairan ini total mengairi hingga 50 hektar lahan anggota KPS Mulyatani I Desa Ibun. Jalur pipanisasi air dari sumber air hingga batas wilayah kelola sepanjang total 1,5 km dengan debit air 1liter/5 detik untuk pengairan seluas 20 hektar. Untuk menjangkau wilayah kelola yang lebih tinggi dipasang pompa hidram yang dapat memompa air hingga ketinggian 150 meter dari sumber air dan dapat mengairi lahan seluas 30 hektar. Pendanaan Langsung yang dipergunakan untuk pengairan lahan melalui pipanisasi dan sistem pompa hidram dapat mempercepat pemulihan kawasan hutan dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman petani anggota KPS Mulyatani I Desa Ibun.

Sejak sistem ini beroperasi, produktivitas kopi yang merupakan salah satu komoditas utama meningkat hingga dibandingkan tahun sebelumnya. Dan di musim kemarau petani KPS Mulyatani I Ibun masih tetap bisa produktif, tanpa waswas tanamannya mati karena kurang air.Dengan meningkatnya produktivitas lahan dan ketahanan terhadap musim kemarau, inisiatif ini mendukung petani anggota KPS Mulyatani untuk menjaga tata kuasa dan tata kelola wilayahnya, sekaligus menunjukkan potensi pengelolaan adaptif berbasis potensi lokal yang memperkuat ketahanan ekosistem setempat.

Scroll to Top