TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment

Menghidupkan Kembali Akar Budaya: Sekolah Tradisional Depati Puncak Negeri

Tergugah oleh semakin menjauhnya kaum muda dari akar budaya mereka di tengah modernisasi, Komunitas Masyarakat Adat Depati Puncak Negeri mendirikan Sekolah Adat (S.A) Puncak Negeri sebagai pusat pendidikan Komunitas Masyarakat Adat untuk melestarikan warisan budaya mereka melalui transfer pengetahuan antar generasi. Bagi Masyarakat Adat, alam dan wilayah adat adalah identitas mereka, bukan sekadar sumber daya. Hidup harmonis dengan alam adalah jalan hidup Masyarakat Adat, sehingga segala sistem nilai & pengetahuan; dan praktik mereka di wilayah adat bertitik berat pada kelestarian dan keberlanjutan bumi.

Tantangan dalam melestarikan identitas budaya di tengah modernisasi bukanlah hanya dihadapi Komunitas Masyarakat Adat Depati Puncak Negeri; ini adalah perjuangan bagi Komunitas Masyarakat Adat di seluruh dunia. Di Indonesia misalnya yang memiliki 2.161 Komunitas Masyarakat Adat (data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) per 9 Agustus 2022), upaya pelestarian budaya seringkali kalah cepat dari arus modernisasi karena urbanisasi, globalisasi, dan kebijakan yang lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi daripada warisan budaya.

 

Sekolah Tradisional Puncak Negeri yang berlokasi di Desa Air Bersih, Kec. Air Hangat Barat, Kerinci, Jambi membawa angin segar bagi Komunitas Masyarakat Adat Depati Puncak Negeri.  Sebelum sekolah adat didirikan, anak-anak dan generasi muda sering menghabiskan waktu mereka dengan tidak produktif. Namun, S.A Puncak Negeri telah menginspirasi dan menguatkan ikatan mereka untuk berkumpul dan belajar bersama. Sejak didirikan pada 16 Desember 2020, sejumlah 85 orang siswa berumur 8 s/d 40 tahun, tua; muda; perempuan; laki-laki; berkumpul bersama menuntut ilmu di S.A Puncak Negeri. Di tahun 2024, 8 orang guru mengabdi di S.A Puncak Negeri.

Model pembelajaran S.A Puncak Negeri, menyesuaikan dengan budaya dan kebutuhan pendidikan siswa. Misal kelas diadakan pada malam hari dan kegiatan siang hari hanya sesuai kebutuhan. Fokus materi selain keterampilan dasar baca tulis, juga pada seni dan budaya seperti sejarah, hukum, sastra tradisional Kerinci, dan pencak silat. Ini bertujuan untuk menarik minat generasi muda pada nilai-nilai budaya nenek moyang mereka,. Mengusung kesesuaian adalah salah satu prinsip Sekolah Adat menurut Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yakni “sesuai dengan jati diri, pola pikir, cara hidup, dan sistem pengetahuan setiap Masyarakat Adat”, lebih lengkap tentang sekolah adat di  ( https://www.aman.or.id/index.php/news/read/1232 )

 

Dalam perjalanannya, S.A Puncak Negeri merasa perlu mengembangkan materi pendidikan siswa di luar keterampilan dasar, terutama keterampilan non teknis agar siswa mampu menghadapi tantangan zaman. Namun, kapasitas guru yang terbatas dirasa menjadi hambatan. Menyadari pentingnya inisiatif akar rumput seperti Sekolah Adat, Nusantara Fund memberikan dukungan pendanaan langsung untuk meningkatkan kapasitas guru Sekolah Adat.

Pada pelatihan yang diadakan di Maret 2024, Universitas Islam Negeri Jambi menjadi  pengajar. Peserta pelatihan adalah 22 orang guru dari 3 Sekolah Adat wilayah Kerinci, S.A Puncak Negeri, S.A Depati Intan, dan S.A Tanah Sekudung. Para guru sekolah adat mempelajari tentang pengembangan kurikulum, pembuatan modul, dan strategi pengajaran selama pelatihan.

Tiga modul yang mengarusutamakan muatan adat Kerinci dihasilkan dalam pelatihan, yakni :

    1. Sejarah Adat terbentuknya Depati Empat Alam Kerinci;
    2. Sastra Adat Parno Tunangan, parno merupakan ungkapan adat (pribahasa, bahasa kiasan, dan pepatah) yang berisi hajat seseorang (pertunangan);
    3. Hukum Adat Kerinci : empat lembaga penyelesaian perselisihan, yakni jika perselisihan terjadi dalam suatu keluarga yang masih satu rumpun/kalbu (suku/klan), maka hukum adat disini dimulai dari “Namago Lapu” (lembaga dapur). Jika perselisihan dengan orang lain maka berlaku perundingan dalam Namago Kurung, Namago Negeri, atau Namago Alam.

 

Banyak penelitian telah menunjukkan pentingnya penguatan identitas dan pengetahuan budaya terutama untuk generasi muda, karena mereka cenderung akan lebih sedikit mengalami masalah sosial dan emosional dibandingkan yang tidak memiliki identitas dan pengetahuan budaya yang kuat.

    Dalam pelatihan juga, para guru sekolah adat juga mendapat bekal mengenai pembelajaran aktif melalui berbagai strategi Pembelajaran Saintifik. Tujuannya, agar mereka dapat dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang bukan hanya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, tetapi juga berpusat pada siswa. Pembelajaran saintifik menggunakan kaidah-kaidah keilmuan dan proses pembelajaran dirancang supaya siswa secara aktif mampu mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalu lima pokok pengalaman belajar, yakni dengan: mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi; dan mengomunikasikan.

      Pendekatan saintifik dianggap mampu mendorong siswa Sekolah Adat untuk berpikir kritis, kreatif, dan ilmiah, sekaligus mengembangkan keterampilan non teknis seperti berkomunikasi, bekerjasama, pemecahan masalah, berikut kemampuan interpersonal lainnya yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka agar mampu bersaing dimanapun mereka berada.

        Dukungan pendanaan langsung Nusantara Fund adalah untuk memperkuat upaya yang digerakkan oleh komunitas akar rumput seperti Sekolah Adat. Karena dampaknya bukan hanya untuk pelestarian budaya masyarakat adat setempat tetapi untuk kelahiran generasi masa depan penerus pelindung bumi. Mereka yang melanjutkan budaya, pengetahuan, dan praktik  baik  warisan leluhur untuk hidup harmonis dengan alam; yang mampu menjawab bukan hanya tantangan perubahan iklim tapi juga tantangan zaman, dimanapun generasi penerus kelak berada.

          Scroll to Top