KPS Mulyatani, yang didirikan pada tahun 2017, mempelopori usaha pertanian kopi di lahan seluas 1.144 hektar, dengan 245,48 hektar khususnya di Desa Ibun. Lahan ini, di bawah skema perhutanan sosial, telah menyediakan kerangka hukum bagi masyarakat untuk mengelola dan mengolah lahan tersebut, yang mendorong pertanian berkelanjutan danpertumbuhan ekonomi. Meskipun sebelumnya terdapat tantangan terkait akses dan pengelolaan lahan oleh Perum Perhutani, masyarakat, yang didampingi oleh AP2SI, memperoleh izin pengelolaan perhutanan sosial selama 35 tahun.
Masyarakat di Desa Ibun mengelola pertanian kopi dan sayur-sayuran. Namun, petani sering menjual buah kopi mentah dengan harga rendah karena pinjaman pra-panen dan kendala pasar. Kurangnya akses pasar untuk kopi olahan tetap menjadi tantangan yang signifikan, karena harga kopi olahan jauh lebih tinggi. Selain itu, pengelolaan secara kolektif dan praktik keuangan yang transparan dipromosikan untuk memastikan pemerataan pengolahan lahan dan distribusi
pendapatan.
Wilayah ini menghadapi masalah lingkungan seperti kekeringan dan kebakaran lahan yang sering terjadi, diperburuk oleh pengelolaan lahan yang buruk dan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang, yang memengaruhi pasokan air setempat. Penanaman kopi arabika yang dilakukan oleh Petani Kopi Desa Ibun yang dikombinasi dengan penanaman sayuran selain memperkuat ekonomi juga merehabilitasi lahan kritis lebih baik dari pengelolaan sebelumnya. Masyarakat telah membuat kolam penyimpanan air untuk mengurangi kelangkaan air selama musim kemarau. Secara sosial, kekeringan mempengaruhi partisipasi perempuan dalam bertani, mengurangi pendapatan mereka dan mengalihkan fokus mereka ke kegiatan berbasis rumah seperti produksi garmen.
Inisiatif ini berhasil mendapatkan dan memasang peralatan irigasi penting untuk perkebunan kopi yang dikelola oleh KPS Mulyatani, yang mencakup tujuh desa di Kabupaten Bandung, termasuk Desa Ibun. Dengan total 2,5 km pipa irigasi yang direncanakan, 1,2 km telah dipasang, yang secara efektif mengairi 35 hektar lahan pertanian kopi. Peralatan tambahan seperti tangki penyimpanan air, generator, dan pompa air akan dibeli dan dipasang setelah menyelesaikan pemasangan pipa. Akibatnya panen kopi tahun ini hasil dan kualitasnya meningkat karena irigasi air yang lebih baik.
Nusantara Fund dan WALHI terus mendukung masyarakat di Desa Ibun melalui Pendanaan Langsung pelatihan dan alokasi sumber daya yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan strategi adaptasi iklim, meningkatkan praktik pertanian, dan mengamankan akses pasar yang lebih baik untuk produk kopi masyarakat.