
BUMMA Kemenyan Putih
Program
Produksi Gula Aren untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Komunitas Masyarakat Adat melalui Produksi Gula Aren
Komunitas Masyarakat Adat Depati Puncak Negri di Desa Air Bersih, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci, Jambi, diberkahi dengan tanah yang subur dan iklim yang mendukung pertanian. Komunitas Masyarakat Adat ini mengandalkan hasil perkebunan dan komoditas lokal sebagai sumber utama mata pencaharian. Salah satu produk andalan yang terus dipertahankan dan dikembangkan adalah gula aren, dihasilkan dari pohon aren yang tumbuh di sekitar desa mereka. Oleh karena itu, Masyarakat Adat Depati Puncak Negeri telah membentuk Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) Kemenyan Putih sebagai wadah pengelolaan usaha secara kolektif untuk mengatur produksi, distribusi, dan pemasaran hasil gula aren desa.
Dengan dukungan Pendanaan Langsung dari Nusantara Fund, program pengembangan BUMMA Kemenyan Putih fokus pada pada penguatan kapasitas manajerial dan pengelolaan usaha gula aren dalam rangka perluasan pasar dan mendukung kemandirian ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Penguatan kapasitas BUMMA dalam berbagai aspek disasar, mulai dari manajemen organisasi, produksi, hingga strategi pemasaran.
Program dimulai dengan persiapan pelatihan manajerial untuk memperkuat fondasi bisnis. Sebanyak 20 anggota BUMMA, terbagi dalam tiga peran utama; pengurus inti, tim produksi, dan tim pemasaran distribusi, berkumpul berlatih bersama. Pelatihan mencakup berbagai aspek pengelolaan usaha, dari pengenalan konsep dasar manajemen hingga teknik-teknik pemasaran yang tepat sasaran.
Para peserta mulai dengan mengenal struktur organisasi yang efektif dan peran tiap anggota dalam mendukung kelancaran operasional BUMMA Kemenyan Putih. Untuk membangun pemahaman kuat tentang manajemen kolektif, mereka diajari bagaimana menyusun perencanaan bisnis, memantau anggaran, dan memastikan transparansi dalam setiap pengambilan keputusan. Pelatihan dilakukan secara interaktif dengan menggunakan studi kasus yang diambil dari pengalaman langsung komunitas. Jadi peserta punya kesempatan menerapkan teori manajemen dalam skenario nyata sesuai dengan situasi mereka. Mereka mempelajari pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota dan berbagi tanggung jawab agar operasional BUMMA dapat berjalan dengan efisien.
Selain pelatihan manajerial, BUMMA juga difokuskan pada pengembangan tim pemasaran dan distribusi yang bertanggung jawab memperluas jangkauan pasar gula aren. Peserta dilatih mengenai strategi pemasaran, mencakup: riset pasar untuk memahami preferensi konsumen, penetapan harga yang kompetitif, dan teknik promosi efektif untuk menarik lebih banyak pelanggan. Mereka belajar menggunakan media sosial untuk memperkenalkan produk gula aren ke calon pembeli. Selain itu, tim pemasaran diajari keterampilan dasar desain grafis, cara membuat konten sosial media yang menarik, pembuatan materi promosi seperti brosur dan pamflet, dan memaksimalkan jejaring lokal untuk pendistribusian.
Di bidang produksi, anggota tim mendapatkan pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi gula aren. Pelatihan juga mengenalkan alat-alat produksi baru, waktu produksi bisa lebih cepat namun kualitas produk tidak terganggu. Para peserta belajar cara memilih bahan baku terbaik dan menjaga standar kebersihan selama proses produksi agar gula aren dihasilkan memenuhi standar kualitas. Penggunaan teknik pemanasan dan pengeringan yang tepat juga supayaproduk gula aren memiliki tekstur, warna, dan rasa yang konsisten.
BUMMA juga mempelajari pengelolaan limbah produksi dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, mereka menggunakan teknik produksi dengan tidak memakai bahan kimia tambahan apapun, menjadikan produk gula aren mereka alami dan lebih ramah bagi kesehatan.
Hasil produksi gula aren dari sebelumnya hanya 50 kilogram meningkat menjadi 250 kilogram setiap bulannya setelah pelatihan dilakukan. Kenaikan tidak hanya didorong oleh peningkatan keterampilan dalam proses produksi, tetapi juga melalui penerapan standar kualitas lebih tinggi untuk memastikan bahwa gula aren BUMMA Kemenyan Putih dapat berkompetisi di pasar yang lebih luas.
Selain itu, penguatan kapasitas juga menitikberatkan perbaikan pengelolaan bahan baku dan penggunaan sumber daya alam secara bijak. Pohon aren yang menjadi bahan dasar produksi dipanen dengan memperhatikan keberlanjutan ekosistem, dengan melakukan rotasi panen dan penanaman pohon aren baru. Dengan cara ini, mereka memastikan bahwa bahan baku tetap tersedia dalam jangka panjang tanpa merusak keseimbangan lingkungan di sekitar hutan desa mereka.
Pada aspek pemasaran, terlihat perluasan pangsa pasar gula aren yang dihasilkan oleh komunitas. Sebelumnya, produk gula aren hanya dipasarkan dalam skala kecil dari satu orang ke orang lainnya. Sekarang telah mencapai komunitas-komunitas tetangga bahkan hingga ke Kabupaten Kerinci. Perluasan pasar dapat tercapai berkat promosi langsung ke pasar lokal, penyebaran brosur, serta promosi media sosial yang aktif dilakukan tim pemasaran dan distribusi BUMMA Kemenyan Putih.
Setiap detail dari produksi hingga distribusi gula aren diupayakan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi komunitas tanpa mengabaikan kelestarian sumber daya alam. Komunitas Adat Depati Puncak Negri memaksimalkan nilai potensi pohon aren dengan upaya peningkatan kualitas produk gula aren. Gula aren berkualitas dapat dijual dengan harga lebih tinggi, ini akan mencegah eksploitasi pohon aren berlebih karena peningkatan keuntungan bukan semata tergantung dari menggenjot kuantitas produksi. Pohon aren juga hanya dipanen dalam jumlah tertentu, penanaman kembali dilakukan secara teratur supaya pohon aren tetap tersedia bagi generasi berikutnya.