
Green Student Movement Aceh
Program
Pengembangan Organisasi Pemuda Peduli Lingkungan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Gerakan Orang Muda Peduli Lingkungan : Green Student Movement (GSM) Aceh
Di tengah krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin merata di dunia, Green Student Movement (GSM) Aceh lahir sebagai upaya generasi muda untuk menyelamatkan bumi Serambi Mekkah. GSM Aceh fokus pada pendidikan dan penguatan kapasitas orang muda di Aceh agar mereka dapat menjadi agen perubahan dalam aksi-aksi penyelamatan lingkungan. Setelah dibentuk pada Oktober 2023, saat ini GSM Aceh memiliki 50 anggota yang aktif mendorong perubahan baik di komunitas mereka.
Didasari dari Akademi Ekologi yang dikembangkan oleh WALHI Aceh, GSM Aceh menginisiasi “Pengembangan Organisasi Orang Muda Peduli Lingkungan” dengan dukungan Pendanaan Langsung oleh Nusantara Fund. Program yang dijalankan GSM Aceh bertujuan untuk meningkatkan kapasitas orang muda di lingkup Banda Aceh dan Aceh Besar dalam keberpihakan kepada keadilan ekologis dan keadilan iklim. Tercatat ada 337 peserta terlibat dalam kegiatan, 206 perempuan dan 131 laki-laki dari beberapa desa, yakni Desa Wisata Geunteut, Desa Alue Naga, Desa Jeulingke, Desa Bandar Baru, dan Desa Gampong Jawa.
Selama pelaksanaan pada 5 Februari sampai 31 Juli 2024, GSM Aceh melaksanakan berbagai aksi untuk menjaga lingkungan. Tahapan persiapan dilakukan untuk mematangkan rencana kegiatan. Pada periode 25 Februari hingga 21 Juli 2024, aksi peduli sampah di berbagai lokasi wisata berlangsung, program “GSM Goes to School” untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak, pembentukan “Bank Sampah”, serta pembuatan sekretariat GSM Aceh.
Kegiatan aksi Gerakan Peduli Sampah di Kawasan Wisata dilakukan di Alue Naga, Taman Ratu Safiatuddin dan di bawah Jembatan Sungai Lamnyong. Ini adalah aksi kepedulian terhadap keseimbangan ekosistem air. Selain melakukan aksi bersih-bersih, sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan wisata juga dilakukan demi peningkatan kepedulian masyarakat terhadap penjagaan ekosistem pesisir dan sungai dari kerusakan alam. Gerakan Peduli Sampah memberikan contoh langsung kepada para wisatawan untuk bertanggung jawab dengan sampah mereka, karena fakta di berbagai lokasi pariwisata di Indonesia menunjukkan kaitan erat antara rendahnya kesadaran wisatawan dengan signifikansi volume sampah. Tumpukan sampah wisata yang tak ditangani dengan baik akan mencemari air dan menghancurkan habitat spesies pesisir dan sungai.
Sampah yang telah dikumpulkan selama kegiatan aksi Gerakan Peduli Sampah oleh GSM bersama komunitas lainnya kemudian diidentifikasi dan dipilah di Sekretariat GSM Aceh selama empat hari. sampah yang tidak bisa didaur ulang dibuang ke TPA. Anggota GSM menerapkan langsung pengetahuan pemilahan sampah yang telah mereka dapatkan selama bergabung dalam GSM. Kegiatan ini sekaligus menandai dibentuknya Bank Sampah GSM Aceh.
Sementara itu, dalam kegiatan GSM Goes to School di Taman Edukasi Aceh, anak-anak dikenalkan dengan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan cara mengolah sampah menjadi produk bernilai. Anak-anak, sebagai penjalan roda kehidupan di masa datang, juga diberikan pemahaman tentang pentingnya peduli terhadap kelestarian ekosistem alam. Kegiatan melibatkan 105 Peserta terdiri dari anak-anak yang belum sekolah hingga pelajar tingkat SMA.
Pembangunan sekretariat GSM Aceh yang mencapai 50% juga menjadi salah satu capaian penting. Sekretariat ini berfungsi sebagai tempat pertemuan bagi anggota GSM Aceh, WALHI Aceh, dan kelompok-kelompok lain untuk melakukan kolaborasi pada isu-isu terkait konservasi alam. Sekretariat GSM Aceh juga akan digunakan untuk melakukan pelatihan dan edukasi tentang praktik berkelanjutan sebagai upaya dari peningkatan kapasitas anggota. Ditempat inilah kelak akan terciptanya aksi-aksi orang muda berikutnya yang selaras dengan nafas keadilan ekologi dan keadilan iklim.
Program ini tidak hanya menekankan bagaimana peran penting orang muda dalam menjaga lingkungan, tetapi juga menunjukkan bahwa upaya kolaboratif jejaring orang muda dapat memperbesar jangkauan aksi-aksi yang signifikan bagi gerakan lingkungan. Melalui aksi ke aksi, GSM Aceh tidak hanya melakukan konservasi alam untuk hari ini saja, namun membangun fondasi kerja-kerja berkelanjutan dalam melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.