
Komunitas Petani dan Nelayan Butta Lamberang
Program
Penguatan Organisasi dan Ekonomi Tani dan Nelayan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Komunitas Petani dan Nelayan Butta Lamberang adalah sebuah kelompok yang terdiri dari petani, nelayan, dan perempuan yang secara aktif terlibat dalam advokasi akibat penambangan pasir dan berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Salah satu dampak langsung dari tambang ini adalah hilangnya lahan pertanian subur yang sebelumnya menjadi sumber kehidupan mereka. Selain itu, abrasi yang semakin parah mengakibatkan terganggunya hasil pertanian dan perikanan mereka. Oleh karena itu, mereka memperkuat kapasitas ekonomi komunitas melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan usaha berbasis pertanian dan peternakan berkelanjutan.
Pada Juni 2024, Komunitas Petani dan Nelayan Butta Lamberang mengadakan pelatihan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS). Pelatihan ARAS bertujuan untuk menguatkan ideologi perjuangan hak atas tanah, keadilan sosial, serta membangun semangat kolektif dalam mempertahankan hak atas tanah dan lingkungan hidup. Selain itu, mereka juga melakukan pelatihan tentang pengelolaan pertanian alami, yang mencakup teknik-teknik pertanian berkelanjutan seperti pembuatan pupuk organik dan pengelolaan tanah yang ramah lingkungan. Sebagai bentuk dari pelaksanaan pertanian keberlanjutan, mereka membangun kandang ternak bebek petelur dan demplot kebun pertanian alami. Mereka juga melakukan pemberdayaan perempuan pesisir, seperti pembentukan kebun sayur kolektif yang bertujuan untuk menciptakan ketersediaan pangan bagi warga pesisir, serta konservasi pesisir melalui mangrove.
Melalui ARAS, sebanyak 45 peserta yang terdiri dari 24 perempuan dan 21 laki-laki, dapat memperdalam pengetahuan mereka tentang hak atas tanah, reforma agraria, dan keadilan sosial, yang membantu memperkuat ideologi perjuangan mereka. Selain itu, pembangunan kandang ternak bebek petelur dengan sistem pertanian alami mulai menggunakan metode beternak bebek yang ramah lingkungan dengan 50 ekor bebek yang dikelola oleh 5 kepala keluarga. Selain memperkuat ketersediaan pangan, perempuan pesisir di Desa Ujung Baji juga mulai mengolah sambal alami dari bahan baku seperti cabai, bawang, dan rempah-rempah lainnya yang dihasilkan dari lahan pertanian anggota komunitas. Selain sambal mereka juga mulai mengolah rumput laut menjadi produk seperti ice cream, permen, bakso, stik, dan agar-agar rumput laut.