Lembaga Ekonomi Mandiri Sukses Bersama
Program
Pengolahan Sawah Bersama Menuju Kemandirian dan Kedaulatan Pangan
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Perjuangan Hak atas Tanah bagi Petani di Tanjung Jabung Barat, Jambi
Lembaga Ekonomi Mandiri Sukses Bersama (LEMSB) adalah organisasi komunitas yang berfokus pada advokasi hak-hak agraria bagi petani kelapa sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Terbentuknya komunitas berangkat dari latar belakang konflik agraria masyarakat adat setempat dengan beberapa perusahaan besar. Selain itu, para petani juga kerap menghadapi penurunan pendapatan akibat rendahnya harga komoditas kelapa sawit dan tantangan pasokan pupuk.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, LEMSB dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, merancang sebuah program untuk menciptakan rasa aman bagi para petani dalam mengelola lahan sekaligus memitigasi potensi konflik yang dapat timbul. Program yang dijalankan oleh Lembaga Ekonomi Mandiri Sukses Bersama (LEMSB) bertujuan untuk memperkuat komunitas di wilayah konflik agraria dan menyediakan dukungan infrastruktur bagi para petani dalam mempertahankan hak atas tanah. Salah satu langkah utama dalam program adalah pembangunan dua posko semi-permanen berlokasi di area perkebunan kelapa sawit seluas 186 hektar yang dikelola oleh anggota LEMSB. Pembangunan posko-posko dirancang sebagai pusat pengamanan lahan. Diadakan juga renovasi sekretariat LEMSB sebagai kantor organisasi dan juga ruang bagi para petani untuk berkumpul, berdiskusi dan juga bertukar pikiran.
Pelaksanaan program dimulai dengan tahap persiapan pada awal Februari 2024, di mana para anggota LEMSB mengadakan pertemuan untuk membahas dan menyepakati rencana kerja. Dalam pertemuan, anggota menentukan langkah-langkah dan waktu pelaksanaan setiap kegiatan. Setelah rencana kerja disepakati, tahap berikut adalah pembelian bahan bangunan pada pertengahan Februari. Langkah ini memastikan bahwa semua kebutuhan material untuk pembangunan posko dan renovasi sekretariat tersedia tepat waktu, sehingga setiap tahapan program dapat berjalan sesuai jadwal.
Pendanaan Langsung Nusantara Fund digunakan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan material bangunan, peralatan, dan biaya operasional selama pelaksanaan kegiatan. Ketersediaan dana yang cukup, memastikan bahwa setiap tahapan dapat berjalan sesuai jadwal dan perencanaan. Melalui dukungan pendanaan langsung, LEMSB berhasil membangun dua unit posko dengan ukuran 8×10 meter di area lahan perkebunan dan renovasi sekretariat organisasi seluas 4,5×7 meter. Posko yang dibangun memberikan fasilitas keamanan bagi para petani sehingga dapat melakukan pemantauan secara bergantian untuk menjaga lahan petani dari potensi gangguan atau ancaman perampasan yang mungkin terjadi.
Selain itu, sekretariat yang direnovasi kini menjadi ruang yang nyaman bagi anggota komunitas untuk bertemu, berdiskusi, dan menyusun strategi mempertahankan lahan. Berfungsi lebih dari sekadar kantor administrasi; namun juga sebagai menjadi ruang strategis bagi para petani untuk berkumpul, berdiskusi, dan menyusun langkah-langkah advokasi terkait hak atas lahan adat. Melalui pertemuan rutin di sekretariat, para petani memiliki kesempatan untuk berbagi informasi, menyusun strategi, dan memperkuat komitmen kolektif dalam mempertahankan hak milik atas tanahnya. Fasilitas ini juga mempermudah petani untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai isu-isu hukum, tata kelola lahan, dan strategi perlindungan hak tanah.
Program yang diinisiasi oleh LEMSB berkontribusi pada isu tata kuasa dan tata kelola atas tanah dan wilayah adat yang menjadi sumber penghidupan, dengan fokus khusus pada pengakuan legal dan perlindungan hak. Pembangunan posko bersama dan renovasi sekretariat bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi menjadi langkah penting dalam menciptakan rasa aman bagi komunitas petani yang terus berhadapan dengan konflik agraria dan tekanan dari perusahaan besar. Posko-posko berfungsi sebagai pusat pengamanan yang memungkinkan para petani untuk menjaga dan mengawasi lahan secara kolektif. Dengan posko, para petani memiliki titik pertahanan di area perkebunan, yang rentan terhadap ancaman dari pihak eksternal. Posko ini adalah simbol kedaulatan petani sekaligus menunjukkan komitmen kolektif komunitas dalam mempertahankan hak atas tanah.
Lebih dari itu, produktivitas petani pun meningkat, karena para petani dapat bekerja dengan rasa aman tanpa khawatir. Secara langsung, program bermanfaat bagi 58 petani laki-laki dan 46 petani perempuan yang terlibat dalam pemanfaatan fasilitas posko dan sekretariat. Sedangkan secara tidak langsung, masyarakat yang tinggal di empat desa di sekitar lokasi perkebunan juga merasakan manfaat keamanan, ini diharapkan dapat memicu peningkatan ekonomi dalam jangka panjang.