
Paguyuban Petani Aryo Blitar
Program
Membangun Keberlangsungan Gerakan Reforma Agraria Melalui Peternakan Kambing Terintegrasi dan Produk Kopi
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
PPAB Blitar: Menjaga Ketahanan Ekosistem dan Ekonomi Melalui Pertanian Terpadu
Paguyuban Petani Aryo Blitar (PPAB) adalah sebuah komunitas petani di Desa Sumberurip, Blitar, Jawa Timur, telah berdiri selama lebih dari dua dekade. Terbentuk di tengah dorongan untuk mengatasi ketidakadilan agraria di wilayah mereka, PPAB berkomitmen pada upaya redistribusi tanah dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan untuk memastikan hidup para petani anggota.
PPAB telah berhasil mengamankan hak atas lahan untuk komunitas tani anggota seluas 238 hektar. Lahan tersebut adalah sumber penghidupan bagi lebih dari 200 kepala keluarga. PPAB kemudian mengidentifikasi adanya kebutuhan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan agar kemandirian ekonomi komunitas dapat terus terjaga dengan mengembangkan program peternakan kambing terintegrasi dengan budidaya kopi dan pala.
Program yang dijalankan oleh PPAB dengan dukungan dari Pendanaan Langsung Nusantara Fund, mengadopsi model pertanian terpadu. Pertanian terpadu menggabungkan peternakan kambing dengan penanaman kopi & pala. Pada tahap awal, PPAB memfokuskan kegiatan pada pengembangan peternakan kambing sebagai sumber pendapatan alternatif bagi komunitas.
Sejumlah dana digunakan untuk membangun kandang kolektif pengembangbiakan. Kandang berukuran 5×15 meter dapat menampung hingga 25 ekor kambing unggul jenis Senduro dan Kaligesing yang telah dibeli. Selain itu, mereka juga membangun demplot pengolahan pupuk organik kotoran kambing dan bank pakan, untuk menjamin ketersediaan pakan kambing sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau. Para anggota terlibat dalam pemeliharaan kambing dan ikut berkontribusi dalam penyediaan pakan melalui bank pakan yang didirikan khusus untuk mendukung peternakan.
PPAB juga menanam ribuan bibit kopi robusta dan pala untuk ditanam di lahan kolektif. Kotoran kambing yang diolah menjadi pupuk organik akan digunakan untuk memupuk lahan ini. Bibit kopi robusta dan arabika sebanyak 4.000 pohon, serta 1.000 bibit pohon pala sebagai tanaman naungan kopi. Penggunaan pohon pala sebagai peneduh dari paparan sinar matahari langsung berlebihan, menjaga suhu dan kelembaban tanah menciptakan kondisi mikroklimat, ideal bagi kopi dan tanaman lain. Komunitas juga akan mendapatkan hasil tambahan dari buah dan daun pala yang dapat diolah menjadi komoditas bernilai jual.
Kombinasi kopi dengan pohon pala sebagai peneduh adalah contoh lain dari tata kelola berkelanjutan yang diterapkan PPAB. Integrasi pohon pala dan kopi menciptakan ekosistem mini yang mendukung satu sama lain, memungkinkan pemanfaatan lahan yang lebih produktif.
Selain itu, PPAB juga menaruh perhatian besar pada kemandirian komunitas dengan penguatan kapasitas anggota melalui. Mereka melakukan pelatihan bidang manajemen koperasi dan sistem pembukuan Credit Union Gerakan (CUG). Pelatihan mencakup pengelolaan keuangan, pembukuan, akuntansi, serta penyusunan laporan yang transparan dan akuntabel. Dengan peningkatan kapasitas, anggota CUG diharapkan mampu mengelola dana kolektif dengan lebih baik, mendistribusikan keuntungan secara adil, dan menjaga keberlangsungan kegiatan koperasi.
PPAB juga menerapkan pendekatan yang berorientasi pada kemandirian komunitas dengan memberikan pelatihan bagi anggota, bidang manajemen koperasi dan sistem pembukuan Credit Union Gerakan (CUG). Dalam jangka panjang, pelatihan akan mendorong anggota untuk mengelola dana kolektif dengan lebih bijaksana, menginvestasikan keuntungan dalam proyek yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, serta mempromosikan distribusi hasil yang adil dan efisien. Dengan pelatihan, diharapkan anggota diharapkan memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola dana bersama, sehingga dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi seluruh anggota komunitas.
Ke depan mereka berencana menciptakan jalur distribusi yang efisien dengan menghubungkan petani dengan konsumen melalui koperasi untuk pemasaran hasil peternakan kambing, kopi dan pala. Secara keseluruhan, lebih dari 400 orang di komunitas, termasuk anggota PPAB dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat. Luas wilayah intervensi dalam program mencapai 283 hektar, mencakup lahan perkebunan kopi pala dan area peternakan kambing.