
Serikat Rakyat Kediri Bersatu (SRKB)
Program
Memperkuat Organisasi Tani dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan melalui Usaha Kolektif Peternakan Kambing
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Serikat Rakyat Kediri Bersatu (SRKB) Membangun Ekonomi Kerakyatan Berbasis Sumber Daya Lokal melalui Usaha Kolektif
Serikat Rakyat Kediri Bersatu (SRKB) berfokus pada perjuangan hak agraria dan peningkatan ekonomi berbasis kerakyatan di Kediri, Jawa Timur. Dengan keanggotaan sekitar 600 kepala keluarga petani dan buruh tani yang mengelola lahan seluas total 200 hektar, SRKB terlibat dalam penyelesaian konflik agraria dan mempertahankan hak kelola lahan. Dalam perjuangan ini, SRKB memprioritaskan solidaritas dan kekuatan organisasi melalui pertemuan rutin serta pelatihan untuk pengembangan kapasitas anggota. Selain mengelola lahan untuk beragam komoditas seperti padi, jagung, tebu, dan ketela, SRKB mengupayakan alternatif untuk mengatasi kendala akses pupuk kimia dengan produksi pupuk organik dari kotoran kambing. Berangkat dari komitmen untuk membangun kemandirian ekonomi dan keberlanjutan pertanian, SRKB menginisiasi program peternakan kambing kolektif yang didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund.
Serikat Rakyat Kediri Bersatu (SRKB) melangsungkan ragam kegiatan terintegrasi untuk memperkuat kapasitas organisasi dan mencapai kemandirian ekonomi berbasis komunitas. Langkah awal dari program adalah serangkaian kegiatan konsolidasi pengurus, untuk memperkokoh organisasi dalam mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan. Konsolidasi dilakukan melalui pertemuan-pertemuan rutin melibatkan para pengurus, anggota komunitas, dan mitra pendukung.
Selain konsolidasi, SRKB mengadakan Pendidikan Reforma Agraria Sejati (RAS) untuk memberikan pemahaman mendalam bagi anggota terkait prinsip-prinsip reforma agraria dan pentingnya pengelolaan lahan berkelanjutan. Pendidikan berperan penting dalam mengedukasi anggota komunitas tentang hak-hak agraria mereka. Selama sesi pendidikan’diperkenalkan pada teknik-teknik praktis dalam pengelolaan usaha kolektif. Salah satu fokus utama pendidikan adalah pelatihan dalam manajemen usaha ekonomi kolektif, meliputi pemeliharaan ternak kambing, pengelolaan kandang, serta produksi pupuk organik dari kotoran ternak.
Setelah anggota mendapatkan pelatihan, SRKB memulai pembangunan kandang kambing kolektif sebagai fasilitas utama dalam program. Pembangunan kandang dilakukan secara gotong-royong oleh anggota komunitas, menekankan semangat kebersamaan dan kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Kandang dibangun berukuran 2 x 15 meter, dirancang untuk menampung hingga 20 ekor kambing dengan sistem pembiakan atau breeding. Sejumlah 5 ekor kambing jantan dan 10 ekor kambing betina dibeli untuk memulai usaha pembiakan. Peternakan kambing kolektif tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan anakan kambing atau daging kambing, tetapi juga menghasilkan pupuk organik dari kotoran kambing. Sistem pembiakan kolektif memungkinkan anggota untuk terus menambah populasi kambing dari waktu ke waktu, menjaga ketersediaan kotoran ternak sebagai bahan dasar pupuk organik yang dapat dimanfaatkan oleh petani di komunitas mereka.
Produksi pupuk organik dari kotoran kambing menjadi komponen penting dalam program. Pupuk dihasilkan melalui pengelolaan kotoran ternak diolah dengan metode sederhana tanpa alat canggih, agar anggota komunitas dapat secara mandiri memaksimalkan potensi sumber daya mereka untuk memproduksi pupuk. Pupuk organik kemudian didistribusikan ke lahan pertanian anggota SRKB untuk memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan kesuburan, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Dengan pupuk organik, anggota komunitas dapat mengelola lahan mereka secara lebih ramah lingkungan, menjaga kualitas tanah untuk jangka panjang, dan menghindari dampak negatif yang sering ditimbulkan oleh pupuk kimia terhadap struktur tanah.
SRKB melakukan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan program melalui pertemuan-pertemuan bulanan. Evaluasi bertujuan untuk memantau kemajuan setiap kegiatan, memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana, dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh anggota dalam pelaksanaan program. Misal, dalam evaluasi, komunitas mendiskusikan efektivitas produksi pupuk organik serta kondisi dan kesehatan ternak kambing di kandang kolektif. Anggota yang menghadapi kendala dalam produksi pupuk atau pemeliharaan ternak mendapatkan bimbingan dan saran dari anggota lain yang lebih berpengalaman.
Melalui usaha kolektif peternakan kambing dan produksi pupuk organik, SRKB mendukung praktik pertanian ramah lingkungan dan memperkuat kemampuan anggota dalam memanfaatkan sumber daya sekitar tanpa merusak ekosistem. Dari upaya ini, sekitar 1,5 hektar lahan 30 petani anggota dapat dipupuk dengan pupuk organik dari kandang kambing kolektif. Produksi pupuk organik dari kotoran kambing menggantikan kebutuhan akan pupuk kimia yang tidak hanya mahal tetapi juga memiliki dampak negatif terhadap tanah. Pupuk kimia dapat menyebabkan penurunan kualitas struktur tanah dan mengganggu ekosistem mikro, berdampak pada kesehatan tanah dalam jangka panjang. Sebaliknya, pupuk organik dari kotoran kambing memperkaya tanah dengan nutrisi alami, mendukung keseimbangan ekosistem mikro, dan memperbaiki struktur tanah.
SRKB memperkuat keterampilan anggota dalam mengelola sumber daya secara mandiri melalui usaha kolektif, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Usaha peternakan kambing kolektif yang dikelola bersama oleh anggota SRKB menciptakan sumber daya yang dikelola secara mandiri, memperkuat ketahanan ekonomi komunitas, dan mendorong kesejahteraan bersama.