
Serikat Tani Mandiri Cilacap
Program
Penguatan Organisasi melalui Usaha Mandiri Budidaya Itik dan Kambing
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Kemandirian Ekonomi Kolektif Serikat Tani Mandiri (STAM) Melalui Usaha Ternak Itik dan Kambing
Program peningkatan ekonomi lokal yang dijalankan oleh Serikat Tani Mandiri (STAM) telah memberikan membawa angin segar bagi bagi Organisasi Tani Lokal, khususnya di Desa Sidaurip dan Rawaapu. Program difokuskan pada usaha budidaya ternak itik dan kambing, Sebelumnya STAM belum belum memiliki usaha mandiri apapun. Hasilnya sangat terasa, pendapatan mulai meningkat, solidaritas terjalin, dan kemandirian organisasi mulai bersemi. Kelak, usaha ini diproyeksikan akan mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan organisasi. Melalui pendekatan gotong royong dan kebersamaan dalam perjalanan program, STAM berhasil membuktikan bahwa dengan berfokus pada kekuatan komunitas, mereka mampu mengambil peran utama dalam mengubah nasib mereka sendiri.
Langkah dimulai dengan rapat musyawarah yang diadakan pada 20 Januari 2024, untuk menentukan tim kerja serta penanggung jawab untuk pelaksanaan budidaya. Diputuskan bahwa Damri dari Desa Sidaurip akan memimpin ternak itik, sementara Akhdin dari Desa Rawaapu bertanggung jawab atas ternak kambing. Setelah pertemuan tersebut, pembangunan kandang dimulai pada akhir Januari 2024, dilakukan secara gotong royong oleh masing-masing Organisasi Tani Lokal (OTL).
Pada 7 Februari 2024, STAM membeli 500 ekor bibit itik jenis solo dari peternak di Garut, diikuti dengan pembelian bibit kambing jenis gibas pada 11 Februari 2024 dari pasar ternak kambing Karang Pucung. Tak hanya itu, pakan khusus dan suplemen untuk ternak juga disediakan. Program kemudian diperkuat dengan serangkaian pelatihan bagi anggota Organisasi Tani Lokal, termasuk pelatihan ternak itik (di OTL Peduli Sidaurip dengan peserta pelatihan 15 laki-laki & 5 perempuan) dan pelatihan ternak kambing (di OTL Berkah, Rawaapu dengan peserta pelatihan 10 laki-laki & 5 perempuan) yang digelar pada awal Februari Pelatihan itik 4 Februari 2024 dilakukan. Kemudian dilanjutkan pelatihan manajemen peternakan intensif dari Mei hingga Juni 2024.
Sekarang, 450 itik telah bertelur setiap hari, menghasilkan telur yang dijual dengan harga Rp 2.000 per butir. Dengan pemasukan harian mencapai Rp 900.000, pendapatan dibagi untuk mendukung OTL, membeli pakan, serta mengembangkan usaha dan organisasi STAM. Pendapatan dari telur itik menjadi sumber pemasukan baru, membantu masyarakat lokal meningkatkan kesejahteraan mereka. Di sisi lain, usaha kambing juga terus berkembang. Jumlah kambing saat ini bertambah 2 ekor menjadi 17 ekor. Kotoran ternak kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman kelapa, terong, dan cabai milik anggota OTL. Manajemen dan pemanfaatan limbah peternakan adalah salah satu praktik budidaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
Dalam pembagian hasil usaha, STAM beserta anggota Organisasi Tani Lokal bersepakat 60% OTL, 10% pakan, 30% STAM untuk pengembangan organisasi dan pengembangan usaha itik. STAM berencana untuk mengembangkan usaha ternak itik lebih jauh dengan menambah jumlah itik dan memulai pengembangan usaha yakni penetasan itik.
Usaha ini tidak hanya soal pendapatan uang. Ada dampak lain yang tidak kalah penting, seperti peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengelola usaha, penerapan praktik budidaya berkelanjutan, serta dukungan terhadap kedaulatan pangan. Masyarakat menjadi lebih percaya diri, mampu mengelola usaha ternak dengan baik, dan dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara bijaksana.
Seperti umumnya usaha, program ini juga menghadapi tantangan. Salah satu masalah muncul dalam peternakan itik adalah kualitas air asin yang berdampak pada kesehatan ternak. Penampungan air hujan dari kolam terpal digunakan sebagai solusi sederhana. Kandang panas juga menjadi masalah, diatasi dengan naungan paranet dan menggembalakan itik di kolam. Sementara itu, peternakan kambing dihadapkan pada masalah nyamuk di musim hujan. Untuk mengatasi hal ini, para peternak melakukan pengasapan dengan sisa pakan ternak kering, efektif dan mudah diterapkan.
Kontribusi Pendanaan Langsung Nusantara Fund telah memperkuat kemandirian STAM. Pendanaan langsung dimanfaatkan bukan hanya untuk membangun kandang ternak dan membeli bibit itik dan kambing unggul, tetapi juga dimanfaatkan untuk pelatihan teknis peternakan yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam mengelola usaha ternak. Juga dapat berkontribusi pada perjuangan STAM mengelola dan mempertahankan lahan seluas 515 hektar yang sedang berkonflik akibat klaim sepihak Perhutani.