
Pelatihan menenun oleh Kelompok Perempuan Penenun Maju Bersama, Sawahlunto, Sumatera Barat. Sumber Foto: Nusantarafund.org
Ford Foundation.org – Peran penting Masyarakat Adat dan komunitas lokal (IP dan LC) dalam membentuk sistem pendanaan iklim yang lebih adil dan langsung. Artikel mencatat bahwa meskipun IP dan LC secara legal memiliki sekitar 11% lahan dunia dan mengelola lebih dari sepertiga hutan utuh global, hanya kurang dari 1% pendanaan iklim global yang sampai langsung.
Selain dukungan eksternal, IP dan LC juga mulai menciptakan mekanisme pendanaan sendiri, seperti Indigenous Peoples of Asia Solidarity Fund (IPAS), Mesoamerican Territorial Fund, Network of Community Funds from the Brazilian Amazon, dan Nusantara Fund dari Indonesia.
Artikel ini memaparkan bahwa dana-dana ini tidak hanya mendukung perlindungan hutan dan penguatan hak kolektif, tetapi juga memperkuat kesetaraan gender, ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi komunitas. Dana-dana komunitas ini menyesuaikan pendekatan mereka dengan konteks budaya dan sosial masing-masing wilayah.
Nusantara Fund di Indonesia, yang diluncurkan pada 2023 oleh AMAN, KPA, dan WALHI, disebut sebagai mekanisme pendanaan langsung pertama di Indonesia yang secara aktif mendukung IP dan LC. Nusantara Fund telah mendukung pemetaan hampir 300.000 hektare wilayah, mendirikan sekolah adat, dan mendorong pengakuan pengelolaan kolektif atas tanah.
“Indigenous Peoples and local communities can be directly supported. I think that support will help make real progress in conservation and climate justice, and it is more effective than the current system. This will save lives and protect important cultural knowledge for future generations.” Ode Rakhman, executive director of Nusantara Fund.
Sumber: https://www.fordfoundation.org/news-and-stories/stories/how-indigenous-peoples-and-local-communities-are-shaping-the-future-of-climate-funding/