TOTAL DANA 2025 - 2027

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DUKUNGAN DANA $800,000

Agustus 2023 - September 2024 ( $300,000 )
Februari 2025 - Juli 2026 ( $500,000 )

Pendanaan Langsung ( Re-Granting )

TOTAL DUKUNGAN DANA 2023 - 2027

$1,050,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Endowment
KPS HKm Himokami / AP2SI Sulteng / WALHI Sulteng

KPS HKm Himokami

Program

Rehabilitasi wilayah kelola Hutan Kemasyarakatan (HKm) Himokami Kabupaten Donggala melalui Pola Agroforestri

Organisasi Penanggung Jawab
WALHI
Lokasi
Sulawesi Tengah
Pendanaan Langsung
Rp70,000,000
Periode
Mulai
01/12/2024
Berakhir
30/05/2025
Target
Rehabilitasi dan restorasi terhadap 3,5 juta hektar Wilayah Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Menanam Harapan di Lahan Kering: 14 Ribu Bibit Tanaman Agroforestri untuk Rehabilitasi Wilayah Kelola KPS HKm Himokami

Kelompok Perhutanan Sosial Hutan Kemasyarakatan (KPS HKm) Himokami di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, telah memperoleh izin untuk mengelola kawasan seluas 220 Hektar berdasarkan SK.5874/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/10/2017. Namun, izin ini tidak serta-merta menjamin pengelolaan berjalan lancar. Pelaksanaan Rencana Kerja Pengelolaan Hutan (RKPS) yang telah disusun sejak 2023 terkendala, salah satunya karena kondisi wilayah kelola yang sebagian besar merupakan lahan kering dan sulit pulih tanpa dukungan teknis memadai.

Berangkat dari tantangan tersebut, KPS HKm Himokami mulai merealisasikan RKPS melalui kegiatan rehabilitasi. Langkah awal adalah menyiapkan persemaian dan pembibitan agar penanaman dapat dilakukan dalam skala besar. Aktivitas ini untuk percepatan upaya memulihkan kembali fungsi ekologis kawasan yang selama ini terbengkalai.

Kegiatan pembibitan dilakukan sejak Februari hingga April, mencakup jenis tanaman kayu-kayuan, rotan, tanaman MPTS (multi-purpose tree species), dan tanaman untuk pakan ternak.  Tanaman-tanaman ini adalah yang sudah terbukti dapat beradaptasi dengan baik di Desa Alindau. Pada tahap awal, kegiatan melibatkan 36 orang, lebih banyak perempuan (28 orang) dan 8 laki-laki anggota HKm. Setelah masa awal pembibitan, perawatan dilanjutkan oleh pengurus KPS HKm Himokami.

Selama tiga bulan pelaksanaan, kelompok berhasil memproduksi total 14.630 bibit, terdiri dari: Jabon (1.980 pohon), Nantu (1.875 pohon), Kopi (5.550 pohon), Rotan (1.550 pohon), Rumput Gajah (1.785 pohon), dan Rumput Odot (1.890 pohon). Selain pembibitan mandiri, kelompok juga mengadakan benih unggul hasil okulasi berlabel biru sebanyak 1.045 pohon siap tanam, terdiri dari Kakao MCC 02 (534 pohon) dan Durian Montong (511 pohon). Label biru merupakan hasil perbanyakan dari benih pokok dan telah memenuhi standar kualitas sertifikasi. Label biru menandakan bahwa benih tersebut telah diperiksa dan dijamin kualitasnya sesuai dengan yang tertera.

 

Agroforestri di Wilayah Kelola Rakyat

Kegiatan penanaman berlangsung di dua lokasi berbeda yakni di kebun milik (APL – Areal Penggunaan Lain) dan kawasan hutan ijin HKm Himokami. Pola tanam yang diterapkan mengacu pada pendekatan agroforestri, yakni mengintegrasikan tanaman hutan dengan tanaman produktif. Selain pohon hutan untuk pelindung dan konservasi, masyarakat juga menanam tanaman buah bernilai ekonomi seperti durian dan kakao, dan tanaman rumput pakan ternak. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat pengelolaan berbasis masyarakat dan mendekatkan praktik rehabilitasi ke dalam aktivitas pertanian sehari-hari.

Lokasi penanaman pertama di kawasan hutan dengan izin lokasi kelola HKm Himokami. Penanaman di kawasan hutan menyasar batas-batas wilayah dan titik-titik lokasi bekas penebangan pohon, total area seluas 4 hektar. Penanaman dilakukan anggota, pengurus KPS HKm Himokami, serta perwakilan pemerintah desa. Jenis tanaman yang ditanam di area ini meliputi bibit jabon, nantu, rotan, kopi, rumput gajah, dan rumput odot.

Sedang untuk lokasi penanaman kedua di kebun milik anggota dan Masyarakat Desa Alindau dengan total area penanaman mencapai 20,25 hektar. Tanaman yang ditanam mencakup bibit jabon, nantu, kakao, durian, kopi, rumput gajah, dan rumput odot. 

Penanaman yang diterapkan di kebun milik menggabungkan tanaman kayu-kayuan seperti jabon dan nantu yang ditempatkan di pinggir dan sudut kebun, sebagai pemecah angin guna melindungi tanaman perkebunan seperti durian, kakao dan kopi yang ditanam ditengah kebun. Tanaman pakan rumput seperti rumput gajah dan rumput odot juga ditanam untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak masyarakat Desa Alindau.

Sebagai upaya untuk memastikan keberlanjutan, empat lahan milik anggota HKm Himokami juga ditetapkan sebagai kebun belajar agroforestri. Kebun ini akan menjadi tempat berbagi pengetahuan antar anggota HKm Himokami dan masyarakat Desa Alindau tentang integrasi tanaman konservasi dengan tanaman bernilai ekonomi.

 

Adopsi Teknologi untuk Mengelola dan Menjaga Kelestarian Wilayah Kelola Rakyat

Untuk memaksimalkan penanaman dan pemantauan, AP2SI Sulteng dan WALHI Sulteng memberikan peningkatan kapasitas penggunaan aplikasi Avenza Maps (pendukung pemetaan) dan Timestamp (foto bertitik koordinat) bagi pengurus dan anggota, serta pemerintah Desa Alindau. Dengan dua alat bantu, masyarakat mulai mendokumentasikan area yang telah ditanami dan mencatat aktivitas patroli di kawasan yang direhabilitasi. Proses belajar ini menjadi bagian penting penguatan kapasitas dalam memanfaatkan teknologi untuk mengelola dan menjaga Wilayah Kelola Rakyat secara mandiri.

Selama penanaman berlangsung, pertemuan rutin berlangsung untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membahas berbagai kendala yang muncul di lapangan. Hal ini memperkuat koordinasi internal serta menjaga komitmen bersama untuk menyelesaikan target tanam yang telah ditetapkan. Meski medan sulit dan cuaca tak bersahabat jadi tantangan tersendiri, seluruh kegiatan berhasil dilaksanakan sesuai rencana.

Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pemulihan ekosistem, tetapi juga memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dalam tata kelola kawasan hutan. Mereka berhasil merealisasikan RPKS yang sudah disusun dan kini memiliki keterampilan baru dalam persemaian, pembibitan, penanaman serta pemanfaatan teknologi pemetaan dan patroli berbasis aplikasi.

Penanaman yang dilakukan tidak hanya berkontribusi pada pemulihan ekosistem wilayah kelola yang kering, tetapi juga membuka peluang penguatan ekonomi berbasis hasil hutan bukan kayu. Dalam jangka panjang, pendekatan ini diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, serta memberikan sumber pangan dan pendapatan bagi anggota kelompok.

Bagi KPS HKm Himokami, keberhasilan menanam lebih dari 14 ribu pohon adalah tonggak awal untuk menghidupkan kembali semangat mengelola Wilayah Kelola Rakyat. Keberhasilan ini juga merupakan bukti bahwa pengelolaan hutan berbasis masyarakat tetap jadi jalan handal untuk memulihkan lahan sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Scroll to Top