
Kelompok Tani Warwerik Kampung Bawei
Program
Inovasi Teknologi Pengembangan Tanaman Padi Ladang
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Kegigihan Kelompok Tani Warwerik Di Biak Numfor Papua
Masyarakat Warwerik tinggal di Kampung Bawei, Biak Numfor, Papua. Kampung ini berada di kawasan pesisir yang berhadapan dengan lautan pasifik. Tepatnya terletak dibagian utara Pulau Numfor berhadapan dengan lautan pasifik, bagian timur dan berhadapan dengan Kabupaten Supiori serta Ibu Kota Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Bagian selatan berhadapan dengan Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah, bagian Barat berhadapan dengan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.
Mayoritas masyarakat di Kampung Warwerik menggantungkan hidup pada hasil laut, bermata pencaharian sebagai nelayan dan menjual hasil tangkapannya ke pulau seberang tepatnya di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Lokasi penjualan ini harus ditempuh menggunakan kapal laut dengan biaya yang cukup mahal. Apalagi nelayan dari Kampung Bawei hanya menggunakan perlengkapan melaut tradisional sehingga memberikan hasil tangkapan yang terbatas. Sedangkan, sumber penghidupan yang diperoleh melalui hasil laut seringkali tidak cukup memenuhi kebutuhan, tentu berpengaruh pada dapur pangan masyarakat.
Disisi lain, kebutuhan pangan masyarakat di Warwerik harus tetap terpenuhi. Masyarakat Pulau Numfor mayoritas atau sebanyak 75% menggantungkan pada pola konsumsi nasi, daripada pangan lokal ubi-ubian. Harga beli beras di kios lokal Rp 15.000/kg-, s/d Rp 17.000,-/kg.
Ancaman stunting dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat menjadi kekhawatiran masyarakat Warwerik. Sehingga, mulai muncul inisiatif dari masyarakat untuk mengembangkan sumber pangan dan penghidupan alternatif, melalui pengembangan padi ladang di lahan milik masyarakat dengan model pengelolaan kolektif untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri.
Ini mengawali terbentuknya Kelompok Tani Warwerik, yang beranggotakan 15 Kepala Keluarga. Kelompok Tani Warwerik memulainya dengan membuka lahan seluas satu hektar dan diolah agar siap ditanam padi ladang. Selain itu, anggota kelompok juga dibekali dengan pelatihan pengolahan tanah, penggunaan peralatan/teknologi dalam melakukan penanaman padi ladang, serta perawatan dan pengendalian hama juga dilakukan. Panen pertama baru dapat menghasilkan 50 kg padi, terkendala faktor cuaca dan hama.
Kegagalan ini tidak mematahkan semangat Kelompok Tani Warwerik. Pembelajaran dari penanaman pertamanya dijadikan pengalaman dan kelompok berkomitmen untuk tetap berusaha mengembangkan inisiatifnya untuk mendukung kesejahteraan ekonomi keluarga, melalui kemandirian pemenuhan kebutuhan dapur keluarga di Warwerik.