TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment
Pendidikan perempuan adat untuk pendokumentasian pengetahuan-012

Komunitas Masyarakat Adat Patongloan

Program

Pendidikan Perempuan Adat untuk Pendokumentasian Pengetahuan Perempuan Adat dalam Siklus Hidupnya dan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis Pengetahuan Perempuan

Organisasi Pendamping
AMAN
Lokasi
Enrekang, Sulawesi Selatan
Pendanaan Langsung
Rp99.900.000,-
Periode
Mulai
25/02/2024
Berakhir
31/07/2024
Target
Pusat Pendidikan Rakyat
Status
Selesai

Bagikan ke :

Facebook
WhatsApp
X

Perempuan Adat Patongloan: Harmonisasi Ekosistem dan Budaya Adat Patongloan

Komunitas Masyarakat Adat Patongloan yang terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, masih kuat menjaga tradisi dan pengetahuan turun-temurun mereka. Di komunitas Masyarakat Adat Patongloan yang sebagian besar penduduknya adalah petani palawija dan kopi ini, pengetahuan turun temurun mengenai teknik pengolahan tanah, pemilihan bibit, dan pola tanam disesuaikan dengan siklus bulan dan cuaca setempat -semuanya untuk menjaga kualitas hasil panen dan keberlangsungan ekosistem-, diturunkan dari generasi ke generasi.

Peran Perempuan Adat sangat penting dalam komunitas Masyarakat Adat, karena umumnya perempuan lah yang membawa pengetahuan turun-temurun. Perempuan Adat jugalah yang memelihara tradisi dan nilai-nilai lokal dalam praktik pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, memastikan agar dapat terus diwariskan. Pengetahuan tidak hanya berbentuk tradisi, termasuk juga teknik pengelolaan sumber daya alam, tapi juga kearifan pengobatan tradisional, serta praktik budaya penopang keseimbangan sosial dan lingkungan mereka.

Untuk memastikan warisan budaya tidak hilang dan tetap relevan, komunitas menggagas sebuah program pendidikan Perempuan Adat yang didukung oleh Pendanaan Langsung Nusantara Fund. Program bertujuan untuk mendokumentasikan pengetahuan Perempuan Adat Patongloan dalam pengelolaan sumber daya alam dan ritual budaya, sekaligus memperkuat peran mereka dalam struktur komunitas.

Program pendidikan Perempuan Adat Patongloan dimulai dengan serangkaian pertemuan awal melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, pemimpin adat, serta para Perempuan Adat dari tiga desa, yaitu Patongloan, Benteng Alla, dan Benteng Alla Utara. Kemudian dibagi dalam tiga kelompok belajar Perempuan Adat, masing-masing terdiri dari sekitar 19 orang. Untuk menciptakan lingkungan nyaman bagi Perempuan Adat agar mereka merasa bebas untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, maka nama kelompok dipilih dari simbol-simbol lokal, seperti nama tanaman atau hewan yang berhubungan dengan kebudayaan setempat.

Dalam kelompok-kelompok kecil, Perempuan Adat lebih leluasa mendiskusikan berbagai pengetahuan turun-temurun yang mereka miliki, termasuk praktik-praktik pengobatan tradisional dan ritual adat untuk berbagai acara penting, seperti pernikahan, kelahiran, dan pemakaman. Selain itu, diadakan pelatihan dokumentasi pengetahuan Perempuan Adat. Pelatihan mencakup berbagai sesi praktis, dimana peserta belajar mencatat dan mendokumentasikan pengetahuan mereka secara tertulis maupun dalam bentuk visual.

Para fasilitator terdiri dari tokoh adat yang lebih berpengalaman, memimpin sesi dengan teknik refleksi, mendorong peserta untuk menggali dan mengingat kembali pengetahuan tradisional yang mereka miliki. Misal, dalam satu sesi, para perempuan berbagi metode pengobatan tradisional menggunakan tanaman lokal, seperti daun laruna untuk luka dan daun bulawan untuk pengobatan cacar. Setiap langkah pengobatan dicatat secara detail, mulai dari cara mengambil dan menyiapkan bahan hingga aturan dan pantangan yang perlu diperhatikan saat pengobatan dilakukan.

Sejalan dengan pelatihan dokumentasi, program juga menginisiasi kegiatan kebun kolektif di tiap desa sebagai praktik nyata penerapan pengetahuan Perempuan Adat Patongloan dalam pengelolaan lahan. Kebun dikelola bersama oleh anggota kelompok, palawija serta kopi menjadi komoditas utama.

Perempuan Adat menggunakan metode tanam disesuaikan dengan siklus bulan dan cuaca setempat, sebuah teknik yang diwariskan turun temurun dari leluhur mereka dan telah terbukti efektif dalam menjaga kualitas hasil panen. Selain itu, kegiatan di kebun menjadi momen penting bagi para anggota untuk bertukar pengalaman mengenai teknik penanaman dan perawatan tanaman, mulai dari pemilihan bibit hingga pengendalian hama secara alami.

Kebun kolektif juga menjadi tempat pelaksanaan berbagai ritual adat, seperti doa bersama sebelum masa tanam dan ritual syukuran setelah panen. Para Perempuan Adat yang lebih tua memimpin upacara, mengajarkan kepada yang lebih muda tentang pentingnya rasa syukur dan penghormatan terhadap alam. Setiap ritual didokumentasikan, termasuk detail doa dan tata cara pelaksanaan, sebagai bagian penting dari warisan budaya yang tetap hidup dalam keseharian komunitas.

Setiap kelompok mengadakan pertemuan berkala untuk membahas penemuan dan pengalaman mereka di kebun kolektif masing-masing, serta berbagi praktik pengobatan tradisional dalam keluarga. Dalam salah satu sesi pertukaran, seorang Perempuan Adat berbagi tentang penggunaan kulit kayu kadingeh dan pisang muda untuk mengobati bisul, sebuah praktik yang turun temurun dilakukan dalam komunitas mereka. Praktik kemudian didiskusikan oleh anggota kelompok lain, dan para fasilitator membantu mengidentifikasi tanaman alternatif yang mungkin tersedia di desa-desa lain.

Setiap kelompok berbagi pengalaman dan hasil capaian selama empat bulan dalam agenda refleksi dan evaluasi. Disini para Perempuan Adat menyoroti bagaimana program ini telah membuka kesempatan bagi mereka untuk memperkuat identitas budaya dan merasakan dukungan satu sama lain. Dokumentasi pengetahuan yang mereka kumpulkan disusun dalam bentuk buku dan catatan visual yang akan disimpan di pusat komunitas, tersedia bagi seluruh anggota komunitas yang ingin belajar.

Dokumentasi pengetahuan dan praktik Perempuan Adat Patongloan menjadi jembatan antar gender antar generasi, memastikan bahwa kearifan lokal tentang alam tetap relevan di tengah dinamika tantangan perubahan iklim. Pengetahuan terdokumentasikan dapat digunakan sebagai bahan edukasi dan advokasi, baik di dalam maupun di luar komunitas Masyarakat Adat, sehingga yang lain dapat belajar dan mengadopsi praktik-praktik baik serupa untuk menjaga keberlanjutan ekosistem mereka. Selain itu, pengalaman dari kebun kolektif memberikan pengaruh besar, secara ekonomi dan sosial, karena mampu memperkuat solidaritas dan kerja sama di antara para Perempuan Adat.

Scroll to Top