Pergerakan Petani Banten (P2B)
Program
Pembanguan Sekolah Rakyat Untuk Peningkatan Kapasitas Penguatan Ideologisasi dan Perluasan Gerakan Reforma Agraria di Kabupaten Lebak Banten
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Gerakan Reforma Agraria Sejati merupakan sebuah impian para petani yang merindukan peningkatan kapasitas kesejahteraan petani di seluruh pelosok Indonesia. Di Kampung Damara, Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, semangat ini diwujudkan oleh sekelompok gerakan petani yang tergabung dalam Pergerakan Petani Banten (P2B). P2B lahir dari perjuangan panjang redistribusi tanah melalui skema kepemilikan bersama yang diperjuangkan oleh para anggotanya, hingga memunculkan keinginan untuk menyediakan sarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak keluarga petani dan masyarakat sekitar.
Pada awal tahun 2024, setelah melalui konsolidasi antar anggota, P2B memutuskan untuk menjalankan program strategis dengan dukungan dana dari Nusantara Fund. Program ini bertujuan untuk membangun Sekolah Rakyat sebagai sarana peningkatan kapasitas, ideologisasi, serta perluasan akses pendidikan bagi anggota P2B dan masyarakat sekitar, khususnya yang berbatasan langsung dengan lahan hasil redistribusi tanah di Kabupaten Lebak, Banten.
Sekolah Rakyat ini dibangun di atas tanah seluas 2.500 meter persegi, yang merupakan bagian dari 127 hektar lahan kolektif hasil redistribusi di Kampung Damara, Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga. Sekolah ini secara langsung akan bermanfaat bagi 570 anggota P2B dan keluarganya, serta berpotensi menjangkau hingga 2.000 masyarakat sekitar yang tinggal di wilayah tersebut.
Proses pembangunan dimulai dengan konsolidasi anggota, penyusunan rencana kerja, dan persiapan bahan bangunan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan fisik secara gotong royong. Anggota P2B yang memiliki keahlian dalam bidang konstruksi memimpin pembangunan, sementara pekerjaan yang membutuhkan tenaga ahli dilakukan oleh tenaga profesional dari luar dengan bayaran sesuai. Dalam beberapa kasus, P2B mengandalkan iuran swadaya dari anggota untuk menutupi biaya tambahan yang muncul di luar perencanaan awal. Selain membangun infrastruktur fisik, anggota P2B juga menyusun rencana jangka menengah dan panjang guna memastikan keberlanjutan sekolah, serta membangun jejaring dengan pemuda di Banten dan sekitarnya untuk mendukung pengelolaan sekolah dan mencari guru pengajar.
Sekolah Rakyat ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak anggota P2B, tetapi juga menjadi pusat pengembangan kapasitas bagi seluruh anggota. Di sekolah ini, anak-anak dan masyarakat setempat dapat mengikuti pelajaran membaca, menulis, dan berhitung secara rutin setiap minggu. Melalui program ini, kesadaran kolektif di antara anggota P2B semakin kuat, yang pada akhirnya membantu memperkuat gerakan mereka dalam memperjuangkan hak-hak agraria.
Meskipun Sekolah Rakyat sudah berjalan, dalam pelaksanaannya juga menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya adalah perencanaan bangunan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi lapangan, sehingga membutuhkan penyesuaian. Selain itu, beberapa target, seperti pembuatan pagar keliling dan pengadaan sarana-prasarana, belum sepenuhnya tercapai. Namun, semangat P2B tetap tinggi. Mereka mengatasi tantangan dengan beralih menggunakan bahan lokal yang lebih ramah lingkungan dan mengandalkan tradisi gotong royong yang sudah menjadi kekuatan mereka. Selain itu, P2B juga berencana membangun demplot di samping sekolah sebagai tempat praktik bagi anak-anak dan pemuda.
Sekolah Rakyat ini telah memberikan dampak signifikan, tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai simbol perubahan sosial bagi P2B. Sekolah ini membantu meningkatkan kesadaran kolektif dan ekonomi organisasi melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan di sana. Melalui pendidikan, P2B mampu memperkuat gerakan Reforma Agraria yang telah lama mereka perjuangkan. Gotong royong dan solidaritas telah membawa P2B pada kemajuan yang nyata, baik dalam pendidikan maupun dalam mempertahankan hasil redistribusi tanah. Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam memperjuangkan keadilan agraria di masa depan.