PROGRAM
Perserikatan Petani Sulawesi Selatan (PPSS)
ORGANISASI PENDAMPING : |
KPA
|
LOKASI : |
Barru, Sulawesi Selatan
|
PENDANAAN LANGSUNG | |
PERIODE : |
|
TARGET : |
Pusat Pendidikan Rakyat
|
AKTIVITAS KUNCI : | |
STATUS : |
Selesai
|
JUDUL PROGRAM : |
Pembangunan Pusat-Pusat Pembelajaran Bersama sebagai Sarana Pendidikan Basis Kader Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) Lokal Tingkat Desa/Kelurahan
|
Baruga Tani: Membangun Solidaritas dan Advokasi Reforma Agraria di Desa Nepo Bila, Sulawesi Selatan
Baruga tani menjadi salah satu sarana penting bagi organisasi tani di Desa Nepo, Kabupaten Barru dan Desa Bila, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Baruga digunakan sebagai pusat pendidikan, titik kumpul dan pertemuan antar petani untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi, mulai dari yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, hingga perjuangan untuk mendapatkan hak atas tanah. Kehadiran baruga tani sebagai pusat belajar, berserikat dan berjuang menjadi langkah awal penguatan kelembagaan organisasi tani dan kapasitas anggota serikat tani. Hal ini menjadi langkah awal bagi petani untuk menuangkan seluruh pemikiran mereka serta berkembang bersama demi kemajuan bersama. Sebelumnya PPSS telah melakukan beberapa pembangunan Baruga Tani di beberapa wilayah tingkat desa/ kelurahan di 3 kabupaten antara lain Luwu timur, Gowa, dan Soppeng dengan cara swadaya gotong royong untuk kemajuan organisasi tani yang dicita-citakan dalam perjuangan hak atas tanah.
Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, dua Baruga Tani dibangun di dua wilayah basis dampingan basis. Pembangunan baruga tani di Desa Nepo dimotori oleh organisasi tani anggota PPSS, yakni Serikat Pemuda Tani Desa Nepo, bangunan seluas seluas 6 x 9 meter berada di lahan milik salah satu anggota PPSS. Pembangunan baruga tani di Desa Bila juga dimotori oleh organisasi tani anggota PPSS, Perserikatan Petani Bila Soppeng. Proses pembangunan baruga di Desa Bila dilakukan dengan melanjutkan pembangunan baruga yang sebelumnya telah dilakukan oleh petani Bila secara swadaya dan gotong royong. Bangunan seluas 6 x 12 meter ini diberi nama Baruga Tani Llatemmamala.
Baruga Tani yang berada di 2 lokasi juga dimanfaatkan oleh warga desa yang berjumlah 648 orang laki-laki dan 352 orang perempuan untuk berkumpul dan membahas agenda terkait kepentingan bersama demi desa. Karena selama ini warga di dua desa tersebut cenderung menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan secara individual atau sendiri-sendiri. Adanya Baruga Tani dapat memperkuat relasi dan solidaritas, menjadi perekat sosial untuk membangun kesadaran warga desa mengenai pentingnya berorganisasi. Pentingnya Baruga Tani tidak hanya terletak pada fisiknya sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai simbol kembalinya budaya berorganisasi dan keyakinan bahwa petani mampu melakukan perubahan sosial yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Selain itu, peningkatan kapasitas dalam melakukan advokasi dan pemahaman akan urgensi reforma agraria sejati dipertajam dengan Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) dan Pelatihan Advokasi, yang total diikuti 62 peserta. Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati lokal tingkat desa/kelurahan dilaksanakan di Baruga Tani Sawerigading, PPSS Desa Mantadulu – Kabupaten Luwu Timur dengan total peserta 21 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan perempuan 7 orang. Sedangkan pelatihan advokasi dilaksanakan di Baruga Tani Desa Nepo Kabupaten Barru yang diikuti 25 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Pendidikan penting sebagai bagian dari penguatan kapasitas petani dalam menghadapi berbagai ancaman konflik lahan yang ada di wilayahnya. Di Desa Nepo, konflik utama melibatkan klaim atas kawasan hutan yang membatasi aktivitas masyarakat dalam menanam pala, cengkeh, dan merica. Tidak hanya itu, petani Nepo dihadapkan pada konflik dari proyek industri, termasuk rencana pembangunan TPA sampah, jalur pipa perusahaan semen, dan aktivitas penambangan pasir yang berdampak buruk pada lahan pertanian dan lingkungan. Sementara itu, di Desa Bila, sejak tahun 2002 masyarakat menghadapi klaim kawasan hutan yang mengakibatkan beberapa penangkapan petani oleh polisi kehutanan karena tuduhan perambahan hutan, meskipun lahan tersebut telah dikelola turun-temurun sebagai perkebunan kemiri, cengkeh, coklat, dan durian.
Kegiatan ARAS diawali dengan pembentukan panitia pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) tingkat desa, pembagian kerja, dan penentuan jadwal pendidikan. pembukaan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) tingkat desa. Kegiatan dihadiri oleh pemerintah desa Mantadulu, pemerintah Kabupaten Luwu timur yang diwakili oleh dinas pertanian, tokoh masyarakat desa Mantadulu, dan BPD Mantadulu.
Metode yang digunakan dalam ARAS ialah diskusi kelompok, materi, dan simulasi menghadapi masalah. Selama proses kegiatan berlangsung peserta diajak untuk membedah masalah yang dihadapi melalui simulasi materi yang dibawakan oleh fasilitator atau narasumber. Selain meningkatkan kesadaran anggota PPSS, pendidikan berhasil membangun simpul gerakan reforma agraria sejati di 2 desa yang belum tergabung dalam keanggotaan PPSS.
Pelatihan advokasi dilakukan di Kabupaten Barru, diawali dengan identifikasi calon peserta yang potensial untuk dapat terlibat aktif melakukan kerja-kerja advokasi di wilayah yang menghadapi banyak konflik berkonflik dan tertarik untuk terlibat gerakan petani yang di dorong oleh PPSS. Pelatihan advokasi diikuti secara langsung oleh 25 orang peserta yang secara luas juga berkontribusi dalam membangun simpul gerakan advokasi di 2 desa.
Pembangunan Baruga Tani dan pelatihan tentunya bukan tanpa tantangan. Ada banyak kendala, mulai dari kesulitan memahami materi pelatihan, hingga masalah logistik dalam mengkoordinasikan pembangunan. Namun, semangat kolaborasi dan gotong royong terus mendorong masyarakat untuk bergerak bersama. Solusi kreatif seperti menggunakan teknologi membuat simulasi materi dalam bentuk permainan agar mudah dipahami oleh partisipan (pendidikan hadap masalah); monitoring perkembangan pembangunan dari jarak jauh melalui video call, menyusun jadwal kerja harian bagi anggota PPSS untuk membantu pembangunan, menjadi bukti betapa gigihnya usaha masyarakat dalam menghadapi tantangan.
Dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund merupakan bentuk pengakuan terhadap aksi kolektif masyarakat yang berjuang untuk perubahan seperti PPSS. Keberadaan ruang-ruang seperti Baruga Tani memungkinkan masyarakat untuk memperkuat relasi sosial dalam mengatasi berbagai tantangan dan melakukan ragam aksi kolektif sebagai tulang punggung perjuangan organisasi tani. Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) dan kemampuan strategi advokasi efektif berakar pada konteks serta potensi lokal dalam menghadapi tantangan agraria, ini adalah langkah penting dalam mencapai Reforma Agraria Sejati.
Baruga tani menjadi salah satu sarana penting bagi organisasi tani di Desa Nepo, Kabupaten Barru dan Desa Bila, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Baruga digunakan sebagai pusat pendidikan, titik kumpul dan pertemuan antar petani untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi, mulai dari yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, hingga perjuangan untuk mendapatkan hak atas tanah. Kehadiran baruga tani sebagai pusat belajar, berserikat dan berjuang menjadi langkah awal penguatan kelembagaan organisasi tani dan kapasitas anggota serikat tani. Hal ini menjadi langkah awal bagi petani untuk menuangkan seluruh pemikiran mereka serta berkembang bersama demi kemajuan bersama. Sebelumnya PPSS telah melakukan beberapa pembangunan Baruga Tani di beberapa wilayah tingkat desa/ kelurahan di 3 kabupaten antara lain Luwu timur, Gowa, dan Soppeng dengan cara swadaya gotong royong untuk kemajuan organisasi tani yang dicita-citakan dalam perjuangan hak atas tanah.
Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, dua Baruga Tani dibangun di dua wilayah basis dampingan basis. Pembangunan baruga tani di Desa Nepo dimotori oleh organisasi tani anggota PPSS, yakni Serikat Pemuda Tani Desa Nepo, bangunan seluas seluas 6 x 9 meter berada di lahan milik salah satu anggota PPSS. Pembangunan baruga tani di Desa Bila juga dimotori oleh organisasi tani anggota PPSS, Perserikatan Petani Bila Soppeng. Proses pembangunan baruga di Desa Bila dilakukan dengan melanjutkan pembangunan baruga yang sebelumnya telah dilakukan oleh petani Bila secara swadaya dan gotong royong. Bangunan seluas 6 x 12 meter ini diberi nama Baruga Tani Llatemmamala.
Baruga Tani yang berada di 2 lokasi juga dimanfaatkan oleh warga desa yang berjumlah 648 orang laki-laki dan 352 orang perempuan untuk berkumpul dan membahas agenda terkait kepentingan bersama demi desa. Karena selama ini warga di dua desa tersebut cenderung menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan secara individual atau sendiri-sendiri. Adanya Baruga Tani dapat memperkuat relasi dan solidaritas, menjadi perekat sosial untuk membangun kesadaran warga desa mengenai pentingnya berorganisasi. Pentingnya Baruga Tani tidak hanya terletak pada fisiknya sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai simbol kembalinya budaya berorganisasi dan keyakinan bahwa petani mampu melakukan perubahan sosial yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Selain itu, peningkatan kapasitas dalam melakukan advokasi dan pemahaman akan urgensi reforma agraria sejati dipertajam dengan Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) dan Pelatihan Advokasi, yang total diikuti 62 peserta. Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati lokal tingkat desa/kelurahan dilaksanakan di Baruga Tani Sawerigading, PPSS Desa Mantadulu – Kabupaten Luwu Timur dengan total peserta 21 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan perempuan 7 orang. Sedangkan pelatihan advokasi dilaksanakan di Baruga Tani Desa Nepo Kabupaten Barru yang diikuti 25 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Pendidikan penting sebagai bagian dari penguatan kapasitas petani dalam menghadapi berbagai ancaman konflik lahan yang ada di wilayahnya. Di Desa Nepo, konflik utama melibatkan klaim atas kawasan hutan yang membatasi aktivitas masyarakat dalam menanam pala, cengkeh, dan merica. Tidak hanya itu, petani Nepo dihadapkan pada konflik dari proyek industri, termasuk rencana pembangunan TPA sampah, jalur pipa perusahaan semen, dan aktivitas penambangan pasir yang berdampak buruk pada lahan pertanian dan lingkungan. Sementara itu, di Desa Bila, sejak tahun 2002 masyarakat menghadapi klaim kawasan hutan yang mengakibatkan beberapa penangkapan petani oleh polisi kehutanan karena tuduhan perambahan hutan, meskipun lahan tersebut telah dikelola turun-temurun sebagai perkebunan kemiri, cengkeh, coklat, dan durian.
Kegiatan ARAS diawali dengan pembentukan panitia pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) tingkat desa, pembagian kerja, dan penentuan jadwal pendidikan. pembukaan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) tingkat desa. Kegiatan dihadiri oleh pemerintah desa Mantadulu, pemerintah Kabupaten Luwu timur yang diwakili oleh dinas pertanian, tokoh masyarakat desa Mantadulu, dan BPD Mantadulu.
Metode yang digunakan dalam ARAS ialah diskusi kelompok, materi, dan simulasi menghadapi masalah. Selama proses kegiatan berlangsung peserta diajak untuk membedah masalah yang dihadapi melalui simulasi materi yang dibawakan oleh fasilitator atau narasumber. Selain meningkatkan kesadaran anggota PPSS, pendidikan berhasil membangun simpul gerakan reforma agraria sejati di 2 desa yang belum tergabung dalam keanggotaan PPSS.
Pelatihan advokasi dilakukan di Kabupaten Barru, diawali dengan identifikasi calon peserta yang potensial untuk dapat terlibat aktif melakukan kerja-kerja advokasi di wilayah yang menghadapi banyak konflik berkonflik dan tertarik untuk terlibat gerakan petani yang di dorong oleh PPSS. Pelatihan advokasi diikuti secara langsung oleh 25 orang peserta yang secara luas juga berkontribusi dalam membangun simpul gerakan advokasi di 2 desa.
Pembangunan Baruga Tani dan pelatihan tentunya bukan tanpa tantangan. Ada banyak kendala, mulai dari kesulitan memahami materi pelatihan, hingga masalah logistik dalam mengkoordinasikan pembangunan. Namun, semangat kolaborasi dan gotong royong terus mendorong masyarakat untuk bergerak bersama. Solusi kreatif seperti menggunakan teknologi membuat simulasi materi dalam bentuk permainan agar mudah dipahami oleh partisipan (pendidikan hadap masalah); monitoring perkembangan pembangunan dari jarak jauh melalui video call, menyusun jadwal kerja harian bagi anggota PPSS untuk membantu pembangunan, menjadi bukti betapa gigihnya usaha masyarakat dalam menghadapi tantangan.
Dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund merupakan bentuk pengakuan terhadap aksi kolektif masyarakat yang berjuang untuk perubahan seperti PPSS. Keberadaan ruang-ruang seperti Baruga Tani memungkinkan masyarakat untuk memperkuat relasi sosial dalam mengatasi berbagai tantangan dan melakukan ragam aksi kolektif sebagai tulang punggung perjuangan organisasi tani. Pendidikan Akademi Reforma Agraria Sejati (ARAS) dan kemampuan strategi advokasi efektif berakar pada konteks serta potensi lokal dalam menghadapi tantangan agraria, ini adalah langkah penting dalam mencapai Reforma Agraria Sejati.