
Sanggar Alam Delima
Program
Membangun Model Keberlangsungan Usaha Pelestarian Hutan dan Ekowisata dalam Perjuangan Gerakan Reforma Agraria
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Membangun Ekowisata, Jaga Lestari Alam
Sanggar Alam Delima adalah komunitas yang terbentuk dari aspirasi masyarakat Desa Delima, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Sejak berdiri tahun 2021, Sanggar Alam Delima telah berfokus pada upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan hutan. Sanggar Alam Delima memiliki sekitar 100 anggota dari berbagai kelompok usia, mulai dari remaja hingga dewasa. Semua secara sukarela bergabung untuk melindungi hutan yang tersisa dari dampak ekspansi industri perkebunan sawit dan hutan tanaman industri.
Sanggar Alam Delima juga mengembangkan model ekonomi berbasis ekowisata dan kehutanan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan komunitas. Berdasarkan semangat tersebut, Sanggar Alam Delima memulai program “Membangun Model Keberlangsungan Usaha Pelestarian Hutan dan Ekowisata dalam Perjuangan Gerakan Reforma Agraria” dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund.
Kegiatan mencakup berbagai kegiatan mencakup: pemulihan ekosistem hutan, pembangunan fasilitas ekowisata, dan peningkatan kapasitas komunitas untuk pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Dalam kegiatan, lahan seluas 400 hektar yang telah mengalami kerusakan ekologis menjadi fokus utama. Kawasan yang sebelumnya terdegradasi akibat pembalakan liar dan aktivitas perusahaan, diupayakan untuk dikembalikan fungsinya sebagai hutan produktif dan kawasan ekowisata berbasis masyarakat.
Diawali dengan menambah ribuan bibit tanaman lokal dan pohon buah-buahan untuk ditanam di area terdegradasi. Jenis tanaman ditanam mencakup meranti, pinang, rotan, dan berbagai jenis pohon buah, tanaman ini dipilih untuk memastikan keberlanjutan ekosistem serta potensi manfaat jangka panjang bagi komunitas. Penanaman dilakukan secara kolektif oleh anggota Sanggar Alam Delima dengan tujuan memulihkan kondisi tanah dan mengembalikan tutupan hutan untuk mengembalikan keanekaragaman hayati hutan.
Selain itu, Sanggar Alam Delima juga mendirikan beberapa pendopo di lokasi tersebut. Pendopo berfungsi ganda sebagai pusat edukasi dan tempat berkumpul bagi komunitas maupun pengunjung dari luar. Di sini juga Sekolah Lapang Sanggar Alam Delima diadakan, dimana anggota komunitas dan berbagai kalangan lain dapat belajar langsung tentang pelestarian hutan, ekologi, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Sekolah Lapang terbuka bagi seluruh elemen termasuk siswa, mahasiswa, komunitas pecinta alam, serta pemerintah setempat, ruang terbuka untuk belajar bersama tentang lingkungan dan pelestarian alam. Pendopo sekaligus menjadi titik kumpul mereka, melepas penat setelah melakukan patroli hutan.
Untuk memastikan kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan, Sanggar Alam Delima juga mengadakan monitoring dan evaluasi penanaman secara berkala. Seluruh anggota terlibat dalam pengawasan, memeriksa perkembangan tanaman, kondisi lahan, serta mengevaluasi keberhasilan dan kendal. Monitoring penting untuk memastikan bahwa semua kegiatan pemulihan dan konservasi berlangsung sesuai rencana, dan tindakan penyesuaian dapat segera dilakukan jika diperlukan.
Kegiatan pemulihan ekosistem hutan yang terdegradasi dengan penanaman bibit, serta pembangunan pendopo untuk pengembangan ekowisata oleh Sanggar Alam Delima merupakan praktik pengelolaan berkelanjutan yang dapat menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menjaga dan mengelola tanpa merusak tanah dan sumber daya yang ada, adalah komitmen mereka dalam mempertahankan hak atas tanah dan menerapkan praktik-praktik konservasi yang berorientasi pada keseimbangan ekosistem.