TOTAL DANA AGUSTUS 2023 - JULI 2024

$250,000

Institutional Support

TOTAL DANA OKTOBER 2024 - SEPTEMBER 2029

$5,000,000

General Support

TOTAL DANA 2023 - 2024

$300,000

Re-Granting

TOTAL DANA 2023 - 2025

$500,000

Re-Granting - General Support

TOTAL DANA 2024 - 2026

$2,500,000

Re-Granting - Core Support - Endowment

PROGRAM

Serikat Petani Suka Makmur

 

ORGANISASI PENDAMPING :
KPA
LOKASI :
Buleleng, Bali
PENDANAAN LANGSUNG
PERIODE :
  • Mulai :
    01/02/2024
  • Berakhir :
    01/06/2024
TARGET :
Pemetaan Wilayah Adat, Wilayah Kelola Rakyat, dan Lokasi Prioritas Reforma Agraria, Ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan, selaras dengan prinsip-prinsip Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
AKTIVITAS KUNCI :
STATUS :
Selesai
JUDUL PROGRAM :
Penguatan Kelembagaan dan Ekonomi Perempuan Anggota Serikat Petani Suka Makmur melalui Peternakan dan Pengolahan Pupuk Organik

Ekonomi Kolektif SPSM: Membangun Kesejahteraan dan Kekuatan Perempuan Petani di Bali

“Pendekatan manfaat bergulir secara kolektif dalam peternakan bibit sapi induk ala SPSM bukan hanya sesuai dengan konteks lokal sehingga mampu menjawab apa yang menjadi prioritas dan kebutuhan mereka. Mereka juga memegang kendali penuh atas pengelolaan dana dan pengambilan keputusan, memberikan rasa kepemilikan sejak awal dan memastikan komitmen mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan. Inilah yang akan memastikan keberhasilan dan keberlanjutan sistem ekonomi kolektif yang mereka cita-citakan.”

Desa Pemuteran telah lama dikenal sebagai desa wisata di Bali, 40% penduduknya bergantung pada sektor pariwisata. Ketika pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2019, sektor pariwisata mengalami guncangan besar yang berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat. Pada masa sulit itu, petani di Desa Pemuteran menunjukkan kekuatannya dalam menghadapi krisis Mereka berhasil membantu masyarakat lain yang terdampak pandemi, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata, melalui hasil pertanian dan peternakan mereka. Pengalaman ini menjadi titik balik pentingnya pertanian dan peternakan sebagai pilar kedaulatan pangan, banyak masyarakat di Desa Pemuteran mulai kembali bertani dan beternak.

Namun, setelah lebih dari 30 tahun berlalu, petani di Desa Pemuteran belum menemui titik terang terhadap status tanah yang telah mereka rawat secara turun temurun. Dengan wadah Serikat Petani Suka Makmur (SPSM), mereka terus memperjuangkan hak atas tanah mereka melalui skema Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). Meski belum mencapai hasil yang diharapkan sampai dengan sekarang, SPSM tidak menyerah. Mereka memperkuat advokasi melalui pengembangan ekonomi kolektif di lahan kolektif seluas 4 hektar dengan skema Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA). Komponen-komponen dan ragam kegiatan yang dilakukan di lahan kolektif merupakan upaya membangun model pengembangan peningkatan ekonomi yang nantinya bisa bermanfaat bagi kehidupan petani dan dapat diterapkan oleh petani di lahan pribadinya. Ini sekaligus sebagai bukti bahwa petani benar-benar menggarap dan melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan dan memperkuat posisi petani di tengah proses perjuangan hak atas tanah.

Sekarang SPSM telah memiliki ternak 33 ekor sapi, produksi biogas, dan pembangunan sumur bor untuk mendukung aktivitas pemanfaatan lahan kolektif. Dengan Pendanaan langsung Nusantara Fund, SPSM kemudian bersepakat melakukan penambahan ternak, yakni pengadaan pengadaan bibit sapi bali induk. Pengadaan 8 ekor bibit sapi bali induk merupakan langkah strategis yang mereka pilih dalam mempercepat perguliran manfaat kepada anggota serikat.

Sapi-sapi induk ini dikelola oleh kelompok perempuan petani SPSM, yang beranggotakan 10 orang per kelompok. Setelah satu tahun masa produksi, hasil keuntungan akan dibagikan sesuai kesepakatan, termasuk untuk mendukung kerja-kerja strategis organisasi seperti advokasi, pendidikan, dan konsolidasi. Anak sapi dari program ini juga akan diberikan kepada kelompok perempuan lainnya, memastikan bahwa manfaat dapat dirasakan oleh seluruh anggota di dalam komunitas.

Pendekatan manfaat kolektif ala SPSM bukan hanya sesuai dengan konteks lokal sehingga mampu menjawab apa yang menjadi prioritas dan kebutuhan mereka. Selain itu juga memungkinkan anggota untuk memenuhi kebutuhan langsung mereka dan memungkinkan mereka untuk menginvestasikan keuntungan yang diperoleh dari penjualan ternak ke dalam dana yang dikelola oleh organisasi untuk kegiatan produktif dan strategis organisasi. Selain memberikan manfaat ekonomi langsung bagi mereka, partisipasi aktif perempuan petani dalam kegiatan ini juga memperkuat posisi mereka dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas. Perempuan bukan hanya berfungsi sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memperjuangkan hak atas tanah dan kesejahteraan komunitas secara berkelanjutan.

Dengan memegang kendali penuh atas pengelolaan dana dan pengambilan keputusan, memberikan rasa kepemilikan sejak awal dan memastikan komitmen mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan. Inilah yang akan memastikan keberhasilan dan keberlanjutan sistem ekonomi kolektif yang mereka cita-citakan. Dengan demikian, sistem manfaat kolektif ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi jangka pendek mengurangi kerentanan ekonomi tetapi juga sebagai landasan untuk kesejahteraan ekonomi jangka panjang para anggota dan kekuatan organisasi SPSM.

Scroll to Top