
Serikat Tani Sigi (STS)
Program
Mewujudkan Gerakan DAMARA melalui Penguatan dan Peningkatan Tata Produksi
Organisasi Pendamping
Lokasi
Pendanaan Langsung
Periode
Mulai
Berakhir
Target
Status
Bagikan ke :
Penegakan Hak dan Kemandirian Ekonomi oleh STS melalui DAMARA
Serikat Tani Sigi (STS) adalah komunitas petani yang terletak di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sejak awal berdirinya fokus pada upaya memperjuangkan hak agraria dan meningkatkan kemandirian ekonomi komunitas. Sebagian besar anggota STS merupakan petani yang telah menggarap lahan selama beberapa generasi, namun masih menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan lahan yang mereka kelola dari klaim pihak luar.
Salah satu wilayah di Sigi, di Desa Sibowi secara sepihak telah ditetapkan sebagai bagian dari Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Sejak itu, masyarakat dilarang mengambil kayu untuk bangunan, kayu bakar, serta mengolah tanah yang sudah mereka kelola turun-temurun dengan sistem perladangan tradisional. STS tidak surut meski masih dalam proses panjang penyelesaian konflik agraria. Dengan dukungan Pendanaan Langsung Nusantara Fund, STS mulai membangun Desa Maju Reforma Agraria (DAMARA)—sebuah inisiatif rakyat untuk memperkuat hak atas tanah dan memperjuangkan kemandirian ekonomi berkelanjutan dengan menata kuasa, guna, dan produksi tanah mereka sendiri.
Fokus program pada produksi berbasis komunitas dengan tujuan meningkatkan kapasitas ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. STS bersama anggotanya melakukan penanaman bibit alpukat, durian, dan jagung di lahan-lahan yang telah dipetakan dan dikelola bersama. Serikat Tani Sigi (STS) menata sistem produksi berikut penanaman di total 30 hektar area Lahan Prioritas Reforma Agraria (LPRA ) OTL/STS Desa Sibowi: jagung seluas 10 hektar, alpukat dan durian seluas 20 hektar di wilayah kelola anggota STS. Bibit-bibit dipilih karena memiliki potensi pasar dan nilai ekonomi tinggi. Penanaman bibit dilakukan gotong-royong, di mana seluruh anggota komunitas berpartisipasi dalam setiap tahapan, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga perawatan bibit berkala. Pelatihan peningkatan kapasitas petani anggota STS dalam hal teknik budidaya juga menjadi bagian rangkaian kegiatan.
Lokasi penanaman bibit alpukat-durian pada titik-titik terbuka hutan dekat mata air. Agar bukan hanya manfaat ekonomi nanti dipetik tapi juga untuk menjaga mata air dan mencegah longsor. Pelatihan pembuatan pupuk kompos yang akan digunakan untuk memupuk area tersebut dilakukan dengan melibatkan lebih dari 40 petani anggota. Upaya pengelolaan tanah sebaik dan selestari mungkin oleh masyarakat Sibowi adalah bagian dari perjuangan mereka mendapatkan hak atas tanah. Dengan langkah menata produksi adalah satu dari dari upaya mereka untuk menggapai keadilan agraria dan menjaga ekosistem. Ini adalah ajang pembuktian bagi mereka ke negara, bahwa lestari bukan hanya untuk alam tapi bisa untuk keberlangsungan hidup manusia.
Melalui kegiatan penanaman bibit bernilai ekonomi tinggi seperti alpukat, durian, dan jagung, komunitas memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan dari hasil panen. Pengembangan produksi didukung dengan pelatihan dalam distribusi dan pemasaran, sehingga hasil pertanian dapat diakses pasar dengan lebih terorganisir. Hal ini tidak hanya menciptakan manfaat ekonomi langsung, tetapi juga membangun dasar ekonomi komunitas berkelanjutan. Distribusi merata dan pengelolaan terencana membuat pendapatan komunitas lebih stabil, mengurangi ketergantungan pada pihak luar, dan memperkuat otonomi mereka dalam hal ekonomi.